Ssst..Khusus Orang Dewasa, Paket Lengkap Untuk Tuan Sambo
jambi-independent.co.id|
Editor:
Surya Elviza|
Jumat 12-08-2022,07:59 WIB
Ferdy Sambo sebagai tersangka dinilai mendapatkan keistimewaan dari Polri. Foto : ilustrasi--
JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Status tersangka yang disandang Ferdy Sambo sebagai otak pembunuhan Brigadir J
masih mendapat pelayanan prima dari Kepolisian Republik Indonesia. Termasuk pemerintah setelah Kompolnas lebih dulu membela Sambo meski belakangan semua kronologi yang disampaikan tidak benar.
Ferdy Sambo benar-benar hebat. Hebat karena tetap mendapatkan keistimewaan sebagai pria berpangkat Irjen Pol.
Berbeda penanganannya untuk ‘wong cilik’. Ketika tertangkap mencuri ranting kering, ketika mencuri sembako di toko, buru-buru disajikan secara gamblang.
Bayangkan, ketika publik berjibaku menyoroti kasus kematian pria bernama Nofriansyah Yosua Hutabarat yang ternyata pecah pada Jumat 8 Juli 2022 dan baru diumumkan tersangkanya pada Selasa 9 Agustus 2022, masyarakat se-Indonesia kembali dibuat tercengang.
Salah satunya urusan motif. Motif khusus orang dewasa yang tidak bisa disampaikan sembarangan. Bukan hanya Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Menko Polhukam Mahfud MD pun menyatakan sensitif hanya khusus orang dewasa.
“Hebat, karena sampai motifnya saja ditutupi oleh Polri dan Pemerintah,” terang praktisi hukum Syamsul Arifin kepada Disway.id Jumat 12 Agustus 2022.
“Anda bisa cek saja sejumlah kasus di tanah air yang ditangani polisi. Dari sekian banyak kasus, dari pencabulan, pemerkosaan, perselingkuhan, pembunuhan, sampai urusan yang birahi manusia, selalu disampaikan motifnya. Dipaparkan di hadapan publik. Kalau untuk Ferdy Sambo. Paket lengkap, khusus,” papar advokat ini.
“Tidak ada alasan apalagi motif khusus orang dewasa. Khusus 17 plus. Motif kelaparan, keterpaksaan, demi anak sekolah dll pun diumbar. Adil sampai di sini hukum di Indonesia? Silahkan Anda yang menilai, perilaku aparat dan pejabat kita yang paham tentang hukum itu. Kontradiktif, sampai mengelus dada rasanya, miris,” tandas Syamsul yang mengaku tengah berada di Yogyakarta.
Kehebatan kedua Ferdy Sambo soal memberikan keterangan, pengakuan apa yang telah diperbuatnya. Sebagai tersangka cukup duduk manis di Mako Brimob. Tim Khusus Polri yang mendatanginya.
“Ferdy Sambo cukup tenang di Mako Brimob. Tim Khusus yang harus berjalan menghampirinya. Rombongan iring-iringan, dikawal. Terlihat di layar televisi. Istimewa. Hebat sekali Sambo. Mau diperiksa saja para jenderal yang menyambanginya. Paket lengkap,” ucapnya.
Lalu apa hasilnya dari kedatangan para jenderal itu ke Mako Brimob? Untuk sementara Sambo merasa diinjak-injak harkat dan martabatnya dengan menuding Brigadir J telah melakukan pelecehan seksual.
“Kejadian pelecehan itu terjadi di Magelang. Berubah lagi. Tidak lagi di Komplek Rumah Dinas Duren Tiga. Berbeda dengan pernyataan Polres Jakarta Selatan, Polda Metro Jaya bahkan berbeda dengan apa yang disampaikan Kadiv Humas Polri. Hebat, bisa berubah cepat,” paparnya.
Praktis, kata Syamsul Arifin, apa yang disampaikan berubah 180 derajat dari pengumuman awal yang berulang kali disampaikan ke seluruh rakyat Indonesia.
Pernyataan Sambo bahwa peristiwa pelecehan itu terjadi di Magelang, Jawa Tengah, disampaikan secara lugas oleh Dit Tipidum Polri Brigjen Andi Rian Djajadi, Kamis 11 Agustus 2022.
“Untuk FS kami periksa terpisah di Mako Brimob Polri sejak pukul 11.00 sampai pukul 18.00 WIB,” jelas Andi Rian Djajadi.
Poin dari hasil pemeriksaan tersebut didapat, bahwa Ferdy Sambo mengatakan dirinya marah dan emosi, karena Putri Chandrawathi (PC) mendapat perlakuan tidak etis dari Brigadir J saat berada di Magelang, Jawa Tengah.
“Tindakan Brigadir J sangat melukai harkat dan martabat keluarga. Dirinya menjadi marah dan emosi mendapatkan laporan itu dari istrinya PC,” kata Andi Rian Djajadi.
Ya, Kegaduhan akan kasus kematian Brigadir J belakangan terus membanjiri media dan akan terus menjadi sorotan publik dengan kejanggalan-kejanggalan yang dipertontonkan.
“Akhirnya kita tahu ada hikmah dibalik peristiwa yang menyayat nurani ini. Kini tak hanya sosok pelaku dan berbagai motif di belakangnya yang menjadi perhatian masyarakat, tapi juga merambah ke sosok lain yang ikut menskenariokan kejadian tragis tersebut,” kata Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie.
Lagi-lagi, sambung Jerry, publik dibuat terkejut oleh orang yang katanya alim, tapi tega berbuat kejahatan yang tak masuk akal.
“Hal ini kian diperparah dengan adanya penasihat kepolisian Fahmi Alamsyah yang diduga ikut mendesain bagaimana kronologi fiktif itu disampaikan ke publik. Nyawa seseorang dipermainkan. Warga Se-Indonesia kena Prank Polisi,” timpalnya.
Jika benar merekayasa kematian Brigadir J itu dilakukan Fahmi Alamsyah bersama Sambo, kabar ini, sambung Jerry benar-benar di luar akal sehat. “Pantas jika Kapolri sendiri menyebut ini adalah kejahatan yang direncanakan. Bebar-benar menyayat hati kita,” imbuhnya.
Afiliasi yang dibangun untuk sebuah kejahatan sampai adanya korban jiwa tidak pula harus ditoleransi.
Jika dia pejabat pecat. Karena tetap dipertahankan, rakyat akan melihat noda ini sebagai sejarah yang diciptakan oleh penegak hukum termasuk pemerintah kita,” tandasnya.
Satu per satu akan terlihat, rekam jejak para aktor yang memainkan hukum itu saat ini dan nanti setelah dirinya usai menjabat.
“Polri menyatakan turut mendalami soal dugaan rekayasa skenario kronologi awal kasus penembakan Brigadir J alias Brigadir Yoshua Hutabarat maka kita tunggu hasil kerjanya. Please jangan prank kami lagi,” sindirnya.
“Jadi pertanyaan pertama (soal dugaan keterlibatan Fahmi Alamsyah) tadi kami sedang melakukan pendalaman, tim sedang bekerja,” kata Kapolri Selasa 9 Agustus 2022.
Untuk diketahui Fahmi Alamsyah adalah Penasihat Ahli Kapolri bidang Komunikasi Publik. Usai namanya terseret kasus penembakan Brigadir J, Fahmi langsung menyatakan mundur dari posisinya pada Selasa sore.
Kapolri mengatakan pihaknya akan menyampaikan hasil penyelidikan ini kepada publik jika ditemukan bukti keterkaitan Fahmi dengan penanganan kasus Brigadir J yang janggal. “Tentunya, apabila kita temukan, pasti kita proses,” janji Kapolri.
Semoga saja peristiwa ini membawa hikmah sendiri di kepolisian agar semakin banyak orang jahat yang terungkap. Ternyata komplotan jahat dalam menskenariokan kejahatan bercokol di tubuh Polri.
“Itulah makanya pemerintah saat ini harus bisa tegas membasmi mereka hingga ke akar. Tak cukup hanya membubarkan organisasi di dalam Polri, tapi mendalaminya sungguh-sungguh. Kasus ini bukan sekadar urusan orang dewasa tapi sudah mempertaruhkan institusi dan pemerintah di era Presiden Jokowi,” pungkas Jerry Massie.
10. Fakta-fakta Kejanggalan sejak Awal Hingga Kini:
1. Jumat 8 Juli 2022:
Awalnya Brigadir J dinyatakan tewas dalam insiden tembak-menembak antar anggota Polri di rumah pimpinannya, kompleks Polri Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan. Meski telah meninggal, dia pun sempat dilaporkan atas dugaan pelecehan dan pengancaman walau di kemudian hari laporan tersebut dianulir.
2. Sabtu 9 Juli 2022:
Kejanggalan atas tewasnya Brigadir J muncul ketika jenazahnya dikembalikan kepada pihak keluarga diantar oleh Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Brigjen Pol Hendra Kurniawan pada hari Sabtu 9 Juli 2022. Jenderal bintang satu itu melarang pihak keluarga untuk membuka peti jenazah dan tidak ada pemakaman secara kedinasan. Hal ini membuat keluarga merasa diintimidasi.
3. Sabtu 9 Juli 2022:
Pihak keluarga pun mendokumentasikan kondisi jenazah Brigadir J saat mendapatkan kesempatan melakukan penyuntikan formalin. Di tubuh Brigadir J tidak hanya terdapat luka bekas tembakan, tetapi juga ada luka diduga karena sayatan di mata, bibir, jari tangan, dan kaki diduga dirusak.
4. Senin, 11 Juli 2022:
Juru bicara Polri Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Achmad Ramadhan menjadi orang pertama yang membenarkan telah terjadi peristiwa tembak-menembak di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Alasan kasus ini baru diungkap 3 hari setelah peristiwa terjadi dengan alasan adanya perayaan Lebaran Besar 2022.
5. Senin sore, 11 Juli 2022:
Ramadhan kembali menyampaikan kepada media terkait dengan latar belakang peristiwa tembak-menembak antar ajudan Ferdy Sambo tersebut karena untuk membela diri lantaran telah terjadi peristiwa pelecehan dan penodongan senjata oleh Brigadir J terhadap Putri Candrawathi.
Pada saat kejadian, Ramadhan mengatakan bahwa Ferdy Sambo tidak berada di TKP rumah dinas Duren Tiga karena sedang menjalani tes PCR usai pulang dari perjalanan Magelang. Ferdy Sambo disebut baru tiba di TKP setelah ditelepon oleh Putri usai insiden terjadi.
Dikatakan pula oleh Ramadhan bahwa Brigadir J tewas tertembak dengan tujuh luka tembak di tumbuh, sedangkan tembakan oleh Bharada E sebanyak lima kali. Disebutkan ada satu tembakan yang mengenai dua bagian tubuh.
6. Dugaan pelecehan dan ancaman pembunuhan:
Ini diperkuat dengan laporan polisi yang dilayangkan ke Polres Metro Jakarta Selatan tak lama setelah kejadian. Laporan pelecehan oleh Putri dan pengancaman oleh Bharada E.
Kasus ini pun kemudian ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan, diasistensi oleh Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri.
Seiring dengan berjalannya waktu, kasus itu ditarik ke Polda Metro Jaya, dan akhirnya diambil alih oleh Bareskrim Polri jadi satu kesatuan dengan laporan keluarga Brigadir J.
7. Pernyataan Serupa Diulang:
Pernyataan serupa juga disampaikan Kapolres Metro Jakarta Selatan yang saat itu dijabat oleh Kombes Pol Budhi Herdi Susianto. Dia memberikan keterangan pers terkait dengan jumlah tembakan Bharada E dan Brigadir J hingga adanya tembakan ke dinding.
Namun, ada yang aneh dari peristiwa tersebut, bukti rekaman kamera sirkuit pemantau atau CCTV di TKP dinyatakan rusak dan hilang. Untuk mengetahui peristiwa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah pun bakal mengalami kesulitan. Seakan kematian Brigadir J menjadi misteri.
8. Senin, 18 Juli 2022:
Pihak keluarga melalui kuasa hukumnya melaporkan dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Tim kuasa hukum yang diwakili oleh Kamaruddin Simanjuntak dan Johnson Panjaitan melaporkan dugaan tersebut ke Bareskrim Polri pada hari Senin, 18 Juli 2022.
9. Rabu, 20 Juli 222:
Laporan pihak keluarga diproses Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri, Rabu 20 Juli 2022. Pihak keluarga dipanggil oleh Tim Khusus Polri untuk gelar perkara, hingga Polri kabulkan permintaan untuk dilakukan autopsi ulang atau ekshumasi.
10. Pengacara Bharada E Diminta Mundur:
Dua pengacara Bharada E diminta mundur oleh oknum yang berada di institusi Polri. Dorongan agar dua pengacara Bharada E yakni Deolipa Yumara dan Muhammad Burhanuddin itu terjadi tadi malam 8 Agustus 2022 saat mereka mendatangi Bareskrim Polri.
Burhanuddin mengaku, oknum tersebut salah satu petinggi Polri. Sayang Burhanuddin enggan menyebutkan siapa sosok itu. Burhanuddin saat mengungkap itu terkesan khawatir, bercampur panik dengan ucapan yang terlanjur disampaikannya terkait ancaman dan dimintanya dirinya mundur.
“Ketika itu disampaikan (Diminta mundur, red) kami gak mau, dan tetap melanjutkan, beda persoalan karena parsipal kami yang meminta,” terangnya.
Dalam proses penegakan hukum kami memegang teguh sebagai advokat untuk membantu Bharada E guna mengungkap tabir yang sesungguhnya.
“Iya kami diminta mundur, tadi malam. Ada problem yang kami hadapi. Intinya kita tetap lanjutkan, kita penegak hukum dan menegakan kebenaran, kita harus dibela (Bharada E)” jelasnya.
Ini disampaikan Burhanuddin menjelang penetapan tersangka baru kasus pembunuhan Brigadir J akan disampaikan Kapolri Listyo Sigit Prabowo usai Salat Magrib, Selasa 9 Agustus 2022.
Awalnya pengumuman tersangka baru saat itu sedianya dibeberkan pada pukul 16.00 WIB. Namun mundur. Baru selepas Salat Magrib, diumumkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bahwa Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai tersangka bersama Bharada E, Brigadrir RR dan KM.
Seperti diketahui Presiden RI Joko Widodo menegaskan pengusutan perkara meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J harus tuntas agar tidak merusak citra dan kepercayaan terhadap Polri di hadapan publik.
“Ungkap kebenaran apa adanya sehingga jangan sampai menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Itu yang paling penting, citra Polri apa pun tetap harus kita jaga,“ kata Presiden Joko Widodo di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa lalu. (Viz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
disway.id