Nih, 9 Peninggalan di Kota Jambi, yang Menguak Sejarah Jambi, Ada Bungker Jepang dan Makam Belanda
Wajah Kota Jambi, dulu kala.-tangkapan layar-internet/jambi-independent.co.id-
Unsur lokal berupa rumah panggung, pengaruh Cina pada bentuk atap, gapura dan ornament-ornamen berbentuk naga, awan, bunga, dan arca singa.
Unsur Eropa terlihat dari tiang-tiang panggung dari bahan batu bata dan semen berbentuk pilar menyangga bangunan atasnya.
Lantai bawah dilapisi ubin terakota dan pada lantai kedua papan kayu. Kedua lantai dihubungkan dengan tangga semen layaknya rumah bertingkat yang banyak dipakai bangunan indis.
BACA JUGA:Minta Semua Aset Tercatat Dengan Baik, Bupati Kerinci : Tertibkan Kembali Mobil Dinas
BACA JUGA:Apa Perbedaan Shio dan Zodiak? Simak Penjelasannya
– Makam Sayyid Idris (Pangeran Wiro Kusumo)
Terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya di Rumah Batu Olak Kemang, berada di lingkungan kompleks Masjid Ak-Ikhsaniyah.
Pada masa lalu kedua bangunan tempat tinggal dan masjid merupakan satu kompleks, namun pada saat ini sudah dipenuhi tempat tinggal penduduk dan terdapat sekolah pesantren Ass’ad.
Keunikan dari makam Sayyid Idrus, yaitu jirat dan nisannya terbuat dari batu pasiran yang didominasi ukiran hiasan bunga teratai.
BACA JUGA:Asal Mula Permusuhan Kucing dan Tikus, Berdasarkan Legenda 12 Hewan dalam Shio
BACA JUGA:Ramalan Shio 9 Januari 2023, Shio Tikus Dihiasi dengan Kegembiraan
4. Makam Raden Matthaher.
Raden Mattaher merupakan salah satu pejuang Jambi saat melawan mauknya kolonialisme Belanda di Jambi.
Semasa hidupnya beliau melanjutkan perjuangan Sultan Thaha Syaifuddin untuk terus bertempur menentang Belanda atas pendudukan di wilayah Kesultanan Jambi.
Setelah beliau wafat, dimakamkan dilokasi yang kini berada di Kelurahan Solok Sipin, Kecamatan Telainapura, Kota Jambi atau masih satu kompleks dengan Taman Makam Rajo-Rajo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: