Selamat Tinggal Timbangan Dacin, Kemenkes Bakal Ganti dengan Antropometri di Posyandu
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (kemenkes), akan menggantikan timbangan dacin dengan antropometri. Ini demi mengatasi stunting di Indonesia.-Tangkapan layar-internet/jambi-independent.co.id-
Bayi dan balita stunting kemudian dirujuk ke dokter spesialis anak di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) untuk mengidentifikasi faktor-faktor medis atau red flags penyebab stunting.
Saat ini, total kebutuhan antropometri kit sebanyak 313.737. Sementara jumlah Posyandu yang terdata saat ini adalah 303.416.
BACA JUGA:Nikmati Tradisi Makan Malam Imlek 2023 di Hotel Aston Jambi, Rayakan Tahun Baru Imlek Bersama
Kemenkes menargetkan, pengadaan antropometri ini akan bisa terpenuhi di setiap Posyandu, pada tahun 2024 mendatang.
Sebelumnya pada tahun 2019 baru, 25.177 Puskesmas memiliki antropometri kit. Kemudian pada 2020, sebanyak 1.823 Posyandu, lalu pada tahun 2021 sebanyak 16.936 Posyandu.
Jumlah ini kemudian terus meningkat. Pada tahun 2022 berjumlah 34.256 Posyandu, kemudian tahun 2023 ditargetkan berjumlah 127.033 Posyandu.
Nah keseriusan pemerintah dalam mengatasi stunting ini rupanya masih berlanjut. Pada 2024 mendatang, mereka menargetkan ada 81.512 Posyandu yang memiliki antropometri.
BACA JUGA:Menteri PUPR Minta Program Beautifikasi dan Landscaping Jalan Tol Selesai Akhir Maret
Pelatihan pemantauan pertumbuhan dilakukan dengan melibatkan tenaga terlatih dari Puskesmas.
Untuk diketahui, antropometri Kit ini adalah alat ukur dimensi, berat, volume pada tubuh manusia atau pertumbuhan tubuh bayi atau balita sebagai indikasi mengetahui asupan gizi pada anak.
Alat Antropometri yang diserahkan terdiri dari Alat ukur tinggi bayi dan balita, timbangan digital dan alat ukur lingkar lengan bayi dan balita. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: