Sedih! Ternyata Ini Sejarah Lomba Panjat Pinang Hingga Akhirnya Jadi Tradisi di Indonesia
Ilustrasi panjat pinang. Ada sejarah tersendiri tentang asal muasal panjat pinang di Indonesia.-ist/jambi-independent.co.id-
Peserta dan penonton selalu menanti dengan antusiasme saat lomba panjat pinang diadakan.
Kegembiraan dalam melihat orang-orang berjuang untuk mencapai hadiah di puncak tiang pinang menciptakan suasana riang dan mengasyikkan. Selain itu, acara ini sering diisi dengan tawa, sorak-sorai, dan semangat persaingan yang sehat.
Lomba panjat pinang kerap menjadi bagian tak terpisahkan di tengah perayaan HUT Republik Indonesia.
Sebatang pohon pinang atau bambu yang tinggi mencapai dua meter dipasang tengah lapang, di bagian atas terdapat rentetan hadiah menarik menanti.
BACA JUGA:Kader Potensial Golkar Dapil Kumpeh Pindah ke PAN, Ternyata Ini Alasannya
BACA JUGA:Arti Mimpi Bertemu dengan Mantan Kekasih, Bisa jadi Masih ada Amarah yang Tertinggal
Di balik ini semua, tahukan kalian cerita di balik serunya lomba panjat pinang ini. Penelusuran dari berbagai sumber, ternyata ada sejarah dan fakta kelam terkait lomba panjat pinang.
Simak fakta menarik di balik lomba panjat pinang:
Sejak Masa Penjajahan
Asal usul panjat pinang dimulai sejak masa penjajahan Belanda. Saat itu, bangsa Belanda menggunakan panjat pinang sebagai hiburan di acara perayaan penting, seperti pesta pernikahan, ulang tahun orang-orang penting, dan perayaan penting lainnya.
Cara permainannya pun sama seperti saat ini. Pohon pinang dilumuri oli atau minyak. Ini dilakukan agar sulit untuk dipanjat. Kemudian, sekolompok orang harus bisa memanjat untuk mendapatkan hadiah di puncak pohon pinang tersebut.
BACA JUGA:Hebat, Deretan Zodiak ini Rela Berkorban Demi Sang Pujaan Hati
BACA JUGA:Deretan Zodiak ini Pandai Menyembunyikan Masalah yang Sedang Dihadapi, Selalu Mencoba Tersenyum
Di puncak sudah tergantung hadiah-hadiah yang menarik. Hanya saja, hadiahnya berbeda dengan masa kini. Dahulu, hadiah-hadiah tersebut berupa barang-barang pokok, seperti beras, tepung, pakaian, dan lain-lain.
Peserta lomba sangat berusaha keras untuk mendapatkan barang-barang pokok tersebut, karena pada zaman itu barang pokok memiliki nilai yang sangat mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: