Pendidikan Ruhani Berbasis Kecerdasan Ruhiologi
Iskandar, S.Ag.,M.Pd.,M.S.I.,M.H., Ph.D-ist/jambi-independent.co.id-
Konsep dasar dalam model kecerdasan IQ, EQ, dan SQ dan ESQ masih memanfaatkan dasar kecerdasan material (otak), bukannya didasarkan pada kecerdasan immaterial (ruh).
Akibatnya, kita tidak dapat mempertimbangkan istilah 'roh' (hasil spiritual) dan ruh (ruhani quotient) sebagai satu dan sama.
Tidak seperti 'roh', menurut Islam, ruh tidak pernah dan tidak akan pernah bisa dipisahkan dari aspek keilahian (Al-Jauziyah, 2015).
BACA JUGA:Tradisi Warga Desa Pinang Merah Merangin Meriahkan Takbir Keliling, Sambut Lebaran 2024
BACA JUGA:Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto Salat Idul Fitri di Masjid Agung Al Falah Jambi
Dengan kata lain, ruh harus melibatkan peran Tuhan (Aminrazavi, 2016). Hal ini sangat berbeda dengan istilah 'spiritual' dalam konsep SQ, yang tidak terkait erat dengan agama dan keilahian.
Dengan demikian, Ruhani Quotient (RQ) melampaui Spiritual Quotient (SQ). Perbedaannya adalah dalah bahwa SQ menggunakan istilah God Spot sebagai pusat kecerdasan, sementara RQ memilih untuk menggunakan istilah God Light sebagai kecerdasan ruh (Ushuluddin et al., 2021).
Pemahaman tentang kecerdasan manusia yang berkembang dalam konsep Intellectual Quotient, Emotional Quotient, dan Spiritual Quotient masih berakar pada paradigma pengetahuan dan pemikiran yang berbasis ilmiah.
Pemahaman seperti itu belum tentu tepat, karena ketiadaan ruh akan mengakibatkan manusia menjadi tidak mampu merasakan atau merasakan apapun termasuk kecerdasan, emosi, dan spiritualitas.
BACA JUGA:Pertamina EP Jambi Field Resmi Kelola Lapangan Betung Meruo Senami
BACA JUGA:Arus Balik Lebaran, Ini Aturan Kapolda Sumsel untuk Truk Agar Jalintim Palembang-Betung Tetap Lancar
Ruh adalah jawaban atas “apa”, “siapa”, atau “diri” yang dimaksud karena ada dan hadir dalam diri setiap manusia yang hidup. Meski sifatnya immaterial, ruh merupakan jawaban atas tempat dan sumber segala potensi kecerdasan yang ada dalam diri manusia (Ninla Elmawati Falabiba, 2019)
Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan adanya unsur indevenden yang berada di dalam jasad manusia yaitu sisi dalam manusia yang dinamakan ruh.
Ruh inilah yang melakukan penerimaan untuk proses transfer nilai-nilai holistik dari Tuhan. Nilai-nilai luhur yang diterima oleh ruh adalah nilai-nilai holistik yang berasal atau bersumber dari dimensi keilahian (Tasmara, 2001).
Ini sekaligus menunjukkan bahwa kecerdasan yang dibangun melalui ruh adalah kecerdasan yang tidak bebas nilai. Ia adalah kecerdasan yang holistik bersumber dari unsur-unsur ilahi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: