Orang Rimba Kehilangan Budaya
Kehidupan Orang Rimba selaras dengan alam, mereka merawat alam dengan adat dan budaya. Setiap nyawa Orang Rimba selalu diasosiasikan dengan pohon, yang didapatkannya semenjak lahir. Kondisi ini ada ketika hutan rimba masih berjaya, menjadi rumah yang ramah untuk warga di dalamnya.
Sayangnya keadaan tidak selalu sama. Apa daya suku ini terpaksa hidup di rumah mereka yang sudah menjadi kebun monokultur, sehingga tradisi yang diwariskan nenek moyang tidak lagi berjalan sempurna, dan nyaris kehilangan makna. Kondisi dialami oleh lebih dari 900 KK Orang Rimba tinggal di dalam perkebunan sawit dan akasia.
BACA JUGA: Basarnas Jambi Prediksi Pelabuhan Roro Kuala Tungkal Bakal Dipadati Pemudik
BACA JUGA: Pendistribusian Air PDAM Tirta Sakti Sungaipenuh Sempat Terganggu
“Mereka terpaksa hidup di dalam kebun sawit dan akasia karena memang disitulah rumah mereka sejak dulu, hutan yang menjadi tempat mereka hidup,” kata Anggun Sastika Antropolog Warsi.
Dikatakan Anggun setiap unsur kehidupan Orang Rimba selalu berkaitan dengan hutan. Ritual-ritual yang menjadi ciri hidup mereka selalu berkaitan dengan hutan. Dari pernikahan mereka melangsungkan acara dengan namanya berbalai.
Acara ini membutuhkan banyak sekali banyak bunga-bunga dari hutan. Acara melahirkan juga membutuhkan hutan, sampai ke kematian Orang Rimba butuh hutan. Hutan menjadi identitas suku yang hidup semi nomadik ini.
Menipisnya hutan berdampak pada kehilangan adat dan budaya. “Bisa-bisa terjadi geger budaya,” kata Anggun.
BACA JUGA: Polisi Akan Panggil Pemilik 2 Gudang Minyak di Jambi Timur
BACA JUGA: Kenali Bahan Makanan Berbahaya, BPOM: Jadilah Konsumen yang Cerdas
Geger budaya ini, bagi sebagian komunitas lain mungkin bisa diatasi dengan cara adaptasi yang lebih baik dan berlangsung smooth.
“Caranya dengan membuka ruang pada komunitas ini, memberi mereka keleluasaan untuk beradaptasi atas perubahan itu, dengan pola baru yang bisa mereka jalankan. Kalau hari ini, kebiasaan atau tradisi lama mereka tidak bisa berjalan, sementara bagaimana dengan adaptasi dengan perubahan itu Orang Rimba masih kebingungan,” kata Anggun.
Tugas kita bersamalah untuk membantu Orang Rimba melakukan adaptasi dan menghadapi perubahan tersebut. “Termasuk dengan memulihkan hutan mereka dan mengakui hak-hak dasar mereka sebagai bagian dari warga negara,” kata Anggun.
Dikatakan Anggun, momentum peringatan hari bumi, merupakan langkah tepat untuk berbuat bagi penyelamatan hutan dan sumber penghidupan Orang Rimba.
Baca Juga: Apel Gelar Ops Ketupat 2022 di Lapangan Gubernur Jambi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: