Dengan bergeraknya sektor swasta, pemerintah akan mengurangi stimulus fiskal. Selama ini stimulus fiskal yang dikeluarkan selama dua tahun pandemi sudah sepuluh kali lipat lebih besar dari yang dikeluarkan pada saat krisis global 2008 silam.
Namun, private-led growth dan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi akan terjadi jika mobilitas ekonomi sudah kembali ke level normal dengan dorongan kondisi penanganan Covid-19 dan vaksinasi.
Konsekuensinya, ketika dominasi private sector lebih kuat pada pertumbuhan ekonomi tahun depan, maka, dari sisi fiskal pemerintah secara gradual mulai mengurangi stimulus fiskalnya. Sampai di tahun 2023 pemerintah mulai konsolidasi fiskal.
Transisi ini pun sudah terlihat di APBN 2022 yang menunjukkan upaya untuk kembali ke level prapandemi. Target defisit yang ditetapkan semakin menurun yaitu ke 4,85 persen terhadap PDB. Tahun ini, pemerintah menargetkan defisit sebesar 5,7 persen terhadap PDB. Target tersebut merupakan proses untuk kembali ke level defisit di bawah 3 persen terhadap PDB di 2023 mendatang.
Berkaca dari ini, maka bisa dikatakan pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah di tahun 2022 akan mendekati 5,5 persen, atau berada pada level 5,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Di sisi domestik, sektoral pemulihan ekonomi bakal distimulasi oleh sektor-sektor yang berkaitan dengan kebutuhan primer terutama kebutuhan pangan dan kesehatan, serta sektor informasi dan telekomunikasi yang merupakan backbone ekonomi digital.
Komponen utama PDB tahun depan akan didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. Pada 2022 nanti sektor-sektor tersebut masih akan menjadi motor penggerak utama seiring belum pastinya akhir pandemi.
Seiring ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan indeks keyakinan konsumen atau IKK kembali berada pada area optimis mencapai 113,4 pada Oktober 2021. Torehan itu seiring dengan pelandaian kurva pandemi yang diikuti dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan ketiga tahun ini.
Kenaikan IKK terpantau terjadi pada seluruh kategori pengeluaran, tingkat pendidikan dan kelompok usia responden. Sekali lagi, keberhasilan pemerintah untuk menekan penularan Covid-19 menjadi faktor utama pembalikan IKK pada level optimis.
Salah satu contohnya, data penjualan mobil pada kuartal ketiga 2021 sebanyak 234.071 unit atau mengalami peningkatan mencapai 110,65 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, penjualan sepeda motor pada kuartal ketiga 2021 sebesar 1.311.119 atau meningkat 32,43 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Tentu saja data ini memperlihatkan geliat ekonomi mulai terjadi. Kondisi yang membawa optimis Pemerintah. Akhirnya, Selamat Tahun baru 2022. ****Penulis adalah Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik*****