JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARASABAK - Meskin memiliki kekurangan, hal itu tidak membuat Sugeng (30), warga Kecamatan Muarasabak Barat, Kabupaten Tanjab Timur patah semangat untuk menorehkan prestasi. Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai cleaning service di kantor Satpol PP Kabupaten Tanjab Timur, mampu meraih penghargaan di bidang panahan setelah bergabung dengan club Dendang Arcery.
Saat dijumpai Jambi Independent di lokasi latihan panahan di halaman GOR Paduka Berhala Muarasabak, Sugeng menjelaskan bahwa dirinya baru bergabung dengan club panahan yang ada di Kabupaten Tanjab Timur ini sekitar 2 bulan yang lalu.
Meski bersatus sebagai atlet baru di dunia panahan, satu-satunya atlet disabilitas dari cabor panahan ini baru saja menorehkan prestasi di ajang bergengsi lomba panahan Provinsi Jambi.
Sugeng mampu meraih 5 mendali di Pekan Paralimpic Provinsi (Peparprov) Jambi, diantaranya 2 mendali emas, 1 mendali perak dan 2 mendalu perunggu, serta lolos ke seleksi Pekan Paralimpic Nasional (Peparnas) 2021 di Papua.
"Saya tidak menyangka bisa meraih berbagai mendali dari lomba panahan Peparprov kemarin, karena boleh dibilang saya ini masih baru nian mengenal olahraga panahan ini," ucap Sugeng.
Awal mula dirinya bisa terjun ke olahraga ini berkat arahan dari seorang anggota TNI yang merupakan pelatih panahan di Tanjab Timur ini. Saat itu sang pelatih bernama Chandra berjumpa dengan Sugeng dan mengajaknya untuk ikut berlatih panahan.
"Setelah ajak itu saya terima, saya mulai dilatih dasar dulu barulah saya bisa memegang buaur panah dan mulai membidik sasaran. Awalnya saya merasa kesulitan saat berlatih, tapi lama kelamaan saya bisa memahami cara dan trik dalam memanah," ujar Sugeng.
Ayah dari satu orang anak ini juga memyampaikan beberapa kendala yang dihadapinya saat ini, salah satunya yakni terkait peralatan panah. Dari awal bergabung di club panahan ini, dirinya belum memiliki alat panah sendiri dikarenakan harganya yang cukip mahal.
"Harga alat panah tu lumayan mahal pak, saya tidak mampu untuk membelinya. Saat latihan saya minjam alat panah dari kawan-kawan yang ada di club ini dan sebagiab milik pelatih saya. Saya berharap ada bantuan dari Pemkan Tanjab Timur atau dari pihak lain, agar saya bisa memiliki peralatan panah sendiri supaya saya bisa berlatih lebih maksimal lagi dengan alat yang sudah setangan (dipahami) dengan saya," terangnya.
Sugen juga menjelaskan, dukungan penuh dari pihak keluarga menjadi motivasi dirinya untuk berlatih dengan sungguh-sunggu dan dibuktikan dengan beberapa torehan mendali yang ia terima.
"Cacat saya ini sudah dari sejak lahir, awalnya saya sempat minder dengan keterbatasan yang saya punya. Tapi sejak saya bisa mengharumkan nama Kabupaten Tanjab Timur, itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya dan keluarga. Yang awalnya saya tidak begitu dipandang ditengah masyarakat. Setelah saya mampu meraih mendali dari olahraga panahan ini, saat ini saya bisa dikenal banyak orang. Hal itu juga tidak terlepas dari peran pelatih yang suda sabar melatih saya dengan ilmu yang ia punya," jekasnya.
Sementara itu, Sana Chandra Suseno atau yang akrab disapa Coach Chandra saat diwawancarau menuturkan bahwa, dirinya sangat bangga dengan prestasi yanh diperoleh Sugeng sebagai anak didik barunya.
Walaupun dalam berlatih anak didinya tersebut harus meminjam peralatan panah dari teman-temanya, hal itu ternyata tidak membuat semangat Sugeng untuk menjadi atlet terbaik menjadi kendor.
"Saya melihat ada semangat yang kuat dari diri Sugeng untuk bisa menjadi atlet panahan profesional, (maaf) meski memiliki keterbatasan fisik. Untuk itu saya terus berupaya supaya Sugeng ini bisa mendapat perhatian khusus dari pihak terkait agar dirinya bisa memiliki peralatan panah sendiri," tutur Chandra. (pan/ira)