Harga Karet Anjlok Usai Lebaran, Petani di Jujuhan Bungo Menjerit, Segini Nilainya

Pasar lelang karet di Bungo. Saat ini, harga karet di Bungo anjlok.-ist/jambi-independent.co.id-
MUARA BUNGO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Usai perayaan Idul Fitri 2025, petani karet di Kecamatan Jujuhan, Kabupaten BUNGO, Provinsi Jambi, kembali dihantam realita pahit.
Harga karet di Bungo yang sempat menembus Rp15.000 per kilogram pada awal Ramadan, kini anjlok drastis menjadi hanya Rp10.000 per kilogram di tingkat petani.
Penurunan harga karet di Bungo ini memicu keresahan di kalangan petani, yang selama ini menggantungkan hidup pada komoditas tersebut.
Karet bukan hanya sekadar hasil kebun, tetapi telah menjadi penopang ekonomi masyarakat Jujuhan selama puluhan tahun. Fluktuasi harga yang tajam semakin memperburuk nasib petani kecil.
Munandar, salah satu pengepul karet lokal, mengungkapkan kondisi tersebut. Dia mengatakan, usai lebaran ini harga karet jatuh sekali.
"Kami hanya sanggup membeli Rp10 ribu per kilo dari petani. Bahkan masih bisa turun lagi karena pengaruh harga karet internasional,” jelasnya, Selasa 8 April 2025.
Ia mengaku prihatin terhadap kondisi petani yang semakin terjepit. “Kami berharap harga karet bisa naik seperti dulu. Tapi nyatanya malah turun drastis. Kasihan petani, mereka makin sulit hidup,” tambah Munandar.
Turunnya harga karet tentu berdampak langsung pada penghasilan para petani.
BACA JUGA:Banjir Parah di Muba, Sungai Tungkal Meluap: Jalintim Palembang-Jambi Lumpuh Total
BACA JUGA: Begini Kisah Srikandi PLN Siaga Sepanjang Arus Mudik dan Balik Lebaran
Biaya operasional seperti upah penyadap, perawatan kebun, dan pembelian bahan-bahan pendukung, tidak sebanding lagi dengan hasil penjualan. Kondisi ini diperparah dengan minimnya alternatif sumber pendapatan di pedesaan.
Sejumlah petani bahkan mulai mempertimbangkan untuk beralih ke komoditas lain seperti sawit atau jagung. Namun, keterbatasan modal dan pengetahuan menjadi tantangan tersendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: