BACA JUGA:Kini Beli Ban Motor IRC dan Zeneos Tanpa Bungkus Plastik,Jangan Kaget Ya....
BACA JUGA:Segini Harganya, Huawei Watch Fit 2 Hadir dengan Teknologi Canggih
Saat ini Ali bermain di tim Qatar, Al Shamal SC. Dia striker cerdik, punya kecepatan dan tiba-tiba menerobos di celah antarpemain belakang lawan. Itu diperlihatkannya ketika mencetak gol ke gawang Nepal.
Tipikal penyerang seperti ini yang wajib diwaspadai bek Indonesia. Apalagi cara bermain Yordania mengandalkan umpan-umpan pendek dan pergerakan pemain yang cepat. Jika lengah, Ali bisa menghukum pertahanan Timnas Indonesia.
Pemain sayap Yordania ini jadi yang paling berbahaya bagi Timnas Indonesia. Usianya masih 25 tahun dan berkarier di kasta tertinggi Liga Belgia, bersama tim papan tengah OH Levuen dalam dua musim terakhir.
Berkarier di Belgia, dia bukan sekedar pemain pelengkap. Tapi, jadi pilihan utama timnya di sektor sayap kanan. Berada di Belgia, dia sudah merasakan 54 pertandingan dalam dua musim. Mousa menyumbangkan 4 gol.
BACA JUGA:Dessy Ratnasari Ogah Gegabah, Dijodohkan dengan Nassar
BACA JUGA:Hungaria Vs Jerman: Kemenangan Jadi Target
Dalam rekaman pertandingan, Mousa punya kecepatan dan skill tinggi. Namun, dia bukan pemain yang egois. Mousa lebih sering membagi bola ketimbang melakukan finishing.
Posisi dan cara bermain yang sama diperlihatkan saat membela Yordania. Total dia sudah bermain dalam 42 laga dan menyumbangkan 9 gol.
Bisa dibilang Mousa bukan pemain produktif. Namun, dia bisa jadi otak serangan Yordania. Banyak serangan berbahaya yang bermula dari kakinya.
Jadi, Mousa wajib dikunci pergerakannya jika ingin menghentikan serangan Yordania. Ini jadi kerja berat bagi bek kiri Timnas Indonesia, Pratama Arhan karena Mousa beroperasi di areanya. (slt)