JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID- Rencana pemerintah yang akan mengekspor beras mendapat sorotan dari anggota dewan.
Dewan Tegas Tolak Rencana Pemerintah Ekspor Beras
Senin 04-07-2022,09:36 WIB
Editor : Surya Elviza
Dia menyebut hanya beras saja, pemerintah mengeklaim tidak impor dengan menyatakan keberhasilan meskipun masih tampak ada impor beras terutama jenis premium.
Akmal menambahkan produksi pangan dalam negeri sedang mengalami stagnasi atau cenderung menurun. Food estate yang di gadang-gadang menjadi program unggulan pada kenyataannya tidak memberi kontribusi tercapainya swasembada pangan.
Bahkan, lanjut dia, masuknya PMK (penyakit mulut dan kuku) pada hewan ternak menambah peliknya situasi pangan dalam negeri.
Andik Akmal mengkhawatirkan situasi global khususnya perang antara Rusia dan Ukraina karena memberikan efek berantai seluruh negara di dunia akan ancaman krisis pangan.
“Stok cadangan pangan ini mesti menjadi perhatian utama pemerintah dalam mengelola manajemen krisis. Jangan sampai salah langkah mengelola stok, karena mengelola produksi kita masih kewalahan,” ujar Andi Akmal.
Menurut dia, manajemen stok mesti baik dan peningkatan produksi beras, cabai, bawang merah, telur dan daging ayam, ikan, serta minyak goreng masih dapat dilakukan karena komoditas ini potensial untuk meningkat jumlah produksinya.
Dia mengatakan hal mendesak yang mesti diubah dari regulasi pemerintah adalah kebijakan yang selama ini masih tidak pro pada petani sehingga membuat petani tanah air harus berhadapan langsung dengan negara luar.
Pemerintah, kata diam mesti dapat meningkatkan kemampuan petani kita dengan alat, modal hingga produk bibit, sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing baik secara harga maupun kualitas.
“Perbaiki dulu ekosistem pertanian pangan kita, termasuk produk perikanan sehingga kita yakin dalam kondisi seperti ini negara kita dapat melepas cadangan pangan,” ujar Andi Akmal.
"Apabila kondisi normal, kita enggak masalah melepas cadangan pangan terutama beras. Namun, ini kan kondisi masih belum menentu," bebernya.
Dia menilai tata kelola pertanian kita baik, petaninya sendiri maupun komoditasnya belum cukup baik seperti dikutip dari jpnn.com.
“Jadi, jangan buru-buru melepas beras sampai jutaan ton, Tunggu jika kita terbukti tidak impor komoditas pangan lainnya,” ujar Andi Akmal.(viz)
Kategori :