Agar Masyarakat Aman Dari Dampak Inflasi, Ini Saran Dari Ekonom

Jumat 29-07-2022,10:38 WIB
Editor : Surya Elviza

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Inflasi secara global sudah mulai dirasakan dampaknya oleh beberapa negara. Termasuk Indonesia yang secara langsung ataupun tidak sudah mulai merasakannya.

   Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memberikan saran agar masyarakat terhindar dari dampak inflasi global.  
Saat ini, tekanan terhadap inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah akan menyebabkan harga bahan baku naik sehingga berdampak terhadap naiknya beban bagi pelaku usaha.
 
BACA JUGA:Kisah Cinta Zodiak Kamu, 29 Juli 2022, Virgo, Terkadang Kehidupan Cinta anda Benar-benar Berkilau
 
BACA JUGA:Manfaat Timun Campur Jahe, 3 Penyakit Ini Langsung Kabur
 
Oleh karena itu, ia menegaskan pemerintah juga harus lebih memperhatikan pelaku usaha yang memproduksi produk-produk lokal.
  Menurutnya, pemerintah bisa memanfaatkan instrumen fiskal untuk melindungi masyarakat dari tekanan inflasi.   "Pemerintah perlu mendukung sektor-sektor usaha yang prioritas yang memiliki dampak luas ke masyarakat," ujar Josua di Jakarta, Kamis 28 Juli 2922.   Josua mengatakan kebijakan fiskal pemerintah itu bisa disalurkan juga melalui berbagai program perlindungan sosial (perlinsos), subsidi, serta tidak menaikkan harga BBM dan listrik.   "Perlu diteruskan untuk terus mendorong aktivitas pelaku usaha," katanya.   Josua juga menilai kondisi fiskal Indonesia yang kuat dengan surplusnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat digunakan untuk meredam berbagai dampak inflasi.   BACA JUGA:Juara Koleksi   BACA JUGA:Perkosa PRT Asal Indonesia, Politikus Malaysia di Hukum Cambuk dan Penjara 13 Tahun  
Dia menyebut hal itu dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor pada saat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD.
 
"Sehingga neraca dagang dan neraca transaksi berjalan akan lebih sustain," ujar Josua.
 
Selain itu, menurut Josua, pemerintah juga harus menyiapkan kebijakan untuk mengantisipasi melandainya harga komoditas unggulan Indonesia seperti Crude Palm Oil (CPO) dan batu bara di pasar global.
 
"Pemerintah perlu menyiapkan langkah tertentu apabila harga komoditas unggulan CPO dan batu bara sudah melandai, sementara harga minyak mentah masih naik," ujar Josua.
 
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hingga semester I-2022 ini, APBN masih tercatat surplus sebesar Rp73,6 triliun seperti dikutip dari jpnn.com.
 
Besaran surplus ini setara dengan 0,39 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. (viz)
Tags : #kurs rupiah #inflasi global #inflasi #ekonom #bank permata
Kategori :

Terkait

Terpopuler

Terkini