Kemudian Brigadir J diklaim berada di dalam kamar yang membuat Putri Candrawathi kaget dan berteriak.
Kepada istri Ferdy Sambo, sebut Budhi, Brigadir J mengancam dengan menodongkan pistol dan berkata agar ibu Putri diam.
Tapi teriakan Putri Candrawati itu didengar Bharada E dari lantai dua yang kemudian terjadi baku tembak.
BACA JUGA:Tembak Menembak
BACA JUGA:Dewan Pers Beri Kesempatan SMSI Mendaftarkan Seluruh Anggotanya untuk Diverifikasi
Namun pernyataan itu akhirnya dibantah langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menegaskan tidak pernah terjadi baku tembak.
Fakta yang sebenarnya terjadi adalah penembakan terhadap Brigadir J yang sudah direncanakan Ferdy Sambo dengan tiga anak buahnya, Bharada E, Bripka RR dan Kuwat Ma'aruf.
Listyo mengungkap penambakan pertama dilakukan Bharada E atas perintah Ferdy Sambo dan dibantu oleh tersangka lainnya.
Sampai sejauh ini, empat orang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
BACA JUGA:Ada 6 Dewa di Klenteng Kwan Cheng Bio, Apa Saja?
BACA JUGA:Megah, Bangunan Klenteng Leng Chun Keng Berkiblat Desain Modern Cina
Keempatnya yakni Bharada E atau Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu, jadi yang pertama.
Kemudian Brigadir Rizki Rizal atau Brigadir RR, dan KM alias Kuwat sopir Putri Candrawati.
Selanjutnya Ferdy Sambo yang disebut jadi otak pembunuhan sekaligus yang menyusun skenario drama palsu.
Keempatnya dijerat pasal pembunuhan berencana, Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.
BACA JUGA:Klenteng Ceng Hong Lao Sepi Jemaat, Hanya 10 Umat Setiap Hari