JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Beberapa waktu lalu beredar rekaman kamera pengawas atau CCTV, di kediaman Ferdy Sambo, tepatnya rumah pribadinya di jalan Saguling III, beberapa saat sebelum pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J dilakukan.
Ternyata rekaman detik-detik akhir sebelum Brigadir J dibunuh itu diduga adalah rekaman CCTV.
Terkait dengan rekaman kamera CCTV sebelumnya yang menjadi alat bukti awal, Ahli Digital Forensik Abimanyu Wahjoewidajat menduga kuat hal itu adalah hasil editing alias bukan rekaman asli.
Rekaman CCTV di rumah pribadi Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga yang memperlihatkan saat mantan Kadiv Propam itu masuk ke rumah, kemudian Putri Candrawathi beserta para ajudannya yaitu Bharada E dan Brigadir J menyusul dibelakangnya dan melakukan swab test, diduga kuat telah diedit.
BACA JUGA:Ditetapkan Tersangka Suap Penerimaan Mahasiswa Baru 2022, Rektor Unila dan 3 Lainnya Ditahan KPK
BACA JUGA:Bakal Jadi Berapa BBM? Saat Ini Sedang Digodok Pemerintah..
Hal itu menurut Abimanyu yang akrab disapa Abah tersebut, ditemukan berbagai kejanggalan.
"Jelas itu merupakan hasil editing lah. Sekarang saya buka sajalah, saya kasih lihat. Kalau kita melihat sekarang CCTV yang ada di garasinya FS (Ferdy Sambo, red), itu yang kita lihat ada dua kendaraan, ini bukan analisa saya saja, biar masyarakat juga melihat logikanya. Bahwa sekarang dilihat kendaraan yang warna hitam, itu kendaraannya terkompres. Dan kemudian saat layar itu ditampilkan, itu formatnya 1:1, padahal kalau layar CCTV itu biasanya 4:3 atau 16:9 lebar atau melebar, bukan kotak. Dengan demikian, berarti ada area yang dipotong,"ungkap Abah, dikutip dari sesi wawancara bersama Kompas TV, dilihat FIN.CO.ID pada channel Youtube KOMPASTV, Minggu 21 Agustus 2022.
Ada pula kejanggalan-kejanggalan lainnya yang menurut Abah sangat mudah dilihat, contohnya adalah petunjuk waktu rekaman CCTV. Menurut Abah, petunjuk waktu rekaman CCTV biasanya tulisannya lebih besar dan jelas, berbeda dengan yang selama ini beredar, yaitu tidak jelas dan tulisannya sangat kecil.
"Data time CCTV biasanya jelas bisa terbaca, tapi saat ini kecil berarti data time tersebut sudah editan. Dengan demikian sangat jelas bahwa hasil kamera yang di garasi itu editan," tuturnya.
BACA JUGA:Soal Bunker Rp900 M di Rumah Ferdy Sambo, Ini Keterangan Polri
BACA JUGA:Pandu dan Ely Sudah Mengoperasikan Gudang Minyak Ilegal Selama 3 Tahun, Omsetnya Bikin Geleng-geleng
Kejanggalan selanjutnya, ungkap Abah, yaitu pada saat Putri Candrawathi keluar dari garasi, sekira pukul 17.10 WIB, terlihat situasinya sangat terang.
Namun demikian saat Putri Candrawathi kembali ke rumah pribadi dan sudah berganti pakaian dengan mengenakan sweater hijau dan bercelana pendek, dengan disebutkan waktunya adalah sekira pukul 17.23 WIB, maka hal itu menjadi salah satu kejanggalan yang terlihat.
"Saat yang bersangkutan (Putri Candrawathi, red) kembali, dan kemudian sudah berganti baju, itu di bilang waktunya adalah jam 17.23, berarti hampir sekitar setengah enam, cahayanya sangat gelap, berarti itu sudah jadi malam. Nah daerah mana di Jakarta yang jam setengah enam sore itu sudah gelap? yang ada masih rada redup bukannya gelap," ungkap Abah.