"Karena persatuan dan kesatuan pula lah Indonesia bisa bangkit, ekonomi kita, pertumbuhan ekonomi kita saat ini berada di angka 5,44 persen. Kenapa ini saya sampaikan, karena negara lain, negara tetangga kita, negara-negara maju rata-rata di bawah 3 persen. Indonesia bisa unggul di angka 5,44 persen. Itu bisa terjadi karena kita bersatu," tegas Sigit.
BACA JUGA:Segera Digelar, Kapolri Sebut Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J Tidak Ada yang Ditutupi
BACA JUGA:Rutin Mandi Air Hangat Setiap Pagi, Manfaatnya Luar Biasa untuk Kesehatan
Oleh karena itu, Sigit menegaskan, semangat persatuan dan kesatuan harus tetap dijaga. Apalagi, saat ini seluruh dunia termasuk Indonesia dihadapkan dengan ancaman terjadinya krisis pangan dan energi. Belum lagi efek domino terjadinya konflik Negara Rusia dan Ukraina.
Di dalam negeri, Sigit memaparkan, perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 juga harus dikawal dengan semangat persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa. Hal itu tentu berkaca dari apa yang terjadi pesta demokrasi di tahun 2019 lalu. Dimana, hoaks, ujaran kebencian, polarisasi serta munculnya politik identitas.
"Hal ini tentunya kita semua sepakat bahwa di tahun 2024, kita ingin para pemimpin nasional nanti akan membawa semangat untuk bisa membangun, akan mau mewujudkan dan menunjukkan program-programnya untuk bisa menyejahterakan masyarakat. Dan tentunya yang paling penting adalah jangan menggunakan politik yang bisa mengakibatkan terjadinya polarisasi bangsa. Karena kita harus ingat bahwa di atas semuanya, persatuan dan kesatuan harus kita jaga. Di atas semuanya yang namanya Pancasila harus tetap kita pertahankan," papar Sigit.
"Di atas semuanya, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati. Oleh karena itu kita tentu ingin mendorong siapapun yang pantas nanti ke depan untuk memimpin bangsa tapi syaratnya dia harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan," tambah Sigit menekankan.
BACA JUGA:Resmi Hadir di Indonesi, Ini Spesifikasi dan Harga OPPO Reno8 5G dan Oppo Reno8
BACA JUGA:Rupanya, Tersangka dalam Kericuhan Turnamen Sepak Bola di Tebo adalah Panitia, Ini Identitasnya
Lebih dalam, Sigit juga berharap, di tahun 2030 mendatang dimana bonus demografi yang dihadapi oleh Indonesia, dapat dijadikan hal yang menguntungkan demi menyiapkan SDM-SDM bangsa yang unggul. Sehingga, mampu mewujudkan harapan untuk melakukan lompatan jauh menjadikan Indonesia sebagai negara yang modern dan maju.
"Tentu pilihan kita adalah bagaimana menjaga persatuan dan kesatuan ini untuk bersama-sama bergandeng tangan, berjabat tangan, rapatkan barisan, bersama-sama kita berjuang berhadapan dengan persaingan yang kita lakukan untuk membawa Indonesia bisa berada di posisi maju, berada di posisi yang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain," kata Sigit.
Pemerintah, kata Sigit, saat ini terus mendorong hilirisasi industri demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Pasalnya, seluruh kekayaan alam dikelola untuk kepentingan warga serta terjadinya pemerataan perekonomian di seluruh wilayah Indonesia.
"Ini bukan sekedar cita-cita. Ini bisa kita wujudkan karena kita memiliki negeri yang sangat kaya dengan keberagaman, negeri yang sangat kaya sumber daya alam, negeri yang kaya dengan kekuatan toleransi, kekuatan kerjasama, kekuatan kita untuk mengelola apa yang kita miliki untuk bisa menjadi negara yang lebih baik," ujar Sigit.
BACA JUGA:Kasus Pembunuhan Brigadir J Hampir Rampung, Kapolri : Mendekati Penyelesaian
Dengan begitu, Sigit menyebut, di tahun 2045 mendatang, diharapkan para generasi bangsa saat ini mampu membawa Negara Indonesia jauh lebih baik dengan semakin memakmurkan dan mensejahterahkan rakyat Indonesia