JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Resesi global yang diprediksi terjadi pada 2023, bisa berdampak terhadap gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Provinsi Jambi. Prediksi ini disampaikan pengamat ekonomi Jambi Noviardi Ferzi, tentang beberapa industri yang berpotensi melakukan PHK massal akibat resesi.
Menurutnya di Provinsi Jambi sektor konstruksi dan perumahan bakal terimbas karena kenaikan suku bunga dan biaya material yang meningkat.
“Bahkan, beberapa proyek terjadi cost overun dan itu akan menurunkan juga serapan tenaga kerja,” ungkapnya saat diskusi dengan serikat pekerja, Kamis 13 Oktober 2022.
"Kuartal pertama tahun depan sektor konstruksi dan perumahan akan banyak yang melakukan PHK, salah satu sebabnya terimbas suku bunga dan biaya yang material yang meningkat, termasuk sulitnya mendapatkan paket pekerjaan dari pemerintah dan swasta, " jelasnya.
BACA JUGA:Ekonomi Menghawatirkan, Jokowi Tetap Kebut Kereta Cepat Jakarta Bandung
Selain itu Noviardi mengatakan sektor yang berpotensi melakukan PHK massal adalah industri bahan baku yang ketergantungan terhadap impornya tinggi. Misalnya, farmasi dan sparepart otomotif.
"Sektor perdagangan kendaraan bermotor adalah salah satu yang terdampak karena pelemahan daya beli dan naiknya harga bahan bakar minyak atau BBM," ungkapnya.
Khusus provinsi Jambi pengamat yang terkenal kritis ini mengatkan pembalikan arah komoditas yang tadinya booming rekrutmennya, seperti pertambangan dan perkebunan. "Ketika terjadi modulasi harga komoditas mungkin mereka juga salah satu yang melakukan PHK paling besar,“ ucapnya.
Dalam hal ini Noviardi memperkirakan gelombang PHK yang akan terjadi. Sehingga untuk itu ia menyarankan agar pemerintah memberikan stimulus untuk memperkuat daya beli masyarakat.
BACA JUGA:Kadis Perindag Kabupaten Tebo Tak Tahu Soal Mobil Tera Ulang Berubah Warna dan Nomor Polisi
BACA JUGA:Minggu Ini Harga Sawit di Jambi Turun Tipis, Sentuh Rp 2.353 per Kilogram
"Pemerintah kita harapkan memberikan stimulus kepada UMKM. Dia memprediksi akan terjadi terkanan pada sektor lapangan kerja formal. Serapan tenaga kerja di sektor ini terbatas, sementara tiap tahun ada 70 ribu angkatan kerja baru yang baru masuk di pasar tenaga kerja Provinsi Jambi. *