JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID- UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Provinsi Jambi menyatakan kesiapannya untuk melakukan pendampingan kepada anak SMP di Kabupaten Kerinci yang beberapa waktu lalu menjadi korban perundungan.
Hal ini disampaikan langsung Kepala UPTD PPA Provinsi Jambi Asi Noprini kepada Jambi Independent belum lama ini.
"Benar, kami sudah melakukan koordinasi dengan P2TP2A Kabupaten Kerinci mereka sudah turun ke rumah korban, namun memang sekarang korban posisinya sedang berada di Provinsi Sumatera Barat karena dibawa oleh keluarganya ke Psikiater," katanya.
Ditegaskan Asi, setelah korban pulang ke Kerinci nanti, pihaknya siap untuk melakukan pendampingan secara psikologis dan sosial sampai korban kembali bersekolah.
BACA JUGA:Pelabuhan Tenam Siap Digunakan, Dishub Provinsi Jambi Dorong Perusahaan Batu Bara Gunakan Jalur Air
"Kami juga sudah melakukan advokasi ke Sekolah yang bersangkutan, kalau korban ingin kembali sekolah di sana, kalau tidak mak kami akan melakukan pendampingan ke Sekolah baru yang korban inginkan," tambahnya.
Kejadian ini melibatkan sesama anak, maka baik korban maupun pelaku tetap harus dilakukan pendampingan baik secara psikologis maupun sosial.
Sebelumnya, Dunia pendidikan kembali tercoreng Kali ini terjadi di salah satu SMP di Kayu Aro Kerinci.
Beredar rekaman video memperlihatkan beberapa orang siswa SMP di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi melakukan perundungan hingga pengeroyokan terhadap temannya. Video tersebut viral di media sosial FB, hingga WhatsApp dan instagram.
BACA JUGA:Uji Publik, 5 Dapil atau 6 Dapil di Kota Jambi
BACA JUGA:Gandeng LPDS, SKK Migas - KKKS dan FJM Gelar UKW, Mursyid: Wartawan Profesional akan Lolos
Dalam video pertama berdurasi 5 detik hingga 1 menit, tampak sekitar 5 siswa memukul korban yang disaksikan siswi lainnya.
Sedangkan, video kedua 15 detik korban dianiaya hingga dibenamkan dalam kolam sekolah.
Informasi yang diterima media ini bahwa kejadian ini terjadi di beberapa titik di salah satu sekolah SMP di Kayu Aro. Dari Video yang beredar korban di aniaya oleh teman kelas dan kakak kelas korban.