OGAN ILIR, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID- Kabupaten Ogan Ilir memiliki keanekaragaman bahasa dan juhga budaya serta sejarah.
Kabupaten yang dijuluki Bumi Caram Seguguk ini merupakan pecahan dari Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 2004 silam tepatnya tanggal 7 Januari.
Ternyata,tidak hanya kaya dengan budaya saja, daerah yang dikenal juga dengan kota santri ini ternyata menyimpan banyak sejarah peradaban manusia.
Hal ini terlihat dari banyaknya makam-makam bersejarah di Kabupaten Ogan Ilir. Diantara makam bersejarah tersebut diantaranya :
BACA JUGA:Legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan
BACA JUGA:Datang ke Kantor Pos Bawa KTP, Dana BSU BPJS Ketenagakerjaan Rp600.000 Langsung Cair
1. Makam Putri Pinang Masak
Makan putri pinang masak terletak di Desa Senuro sekitar 30 menit perjalanan dengan mengendarai mobil menuju Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir melalui jalan KPT Tanjung Senai-Burai.
Makam ini dipercaya adalah makam seorang putri yang hidup pada jaman dahulu kala, wajahnya sangat cantik jelita. Karena kecantikannya banyak yang menginginkannya, sehingga suatu hari ada seorang lelaki yang sangat tergila-gila padanya.
Namun, sang putri sangat membencinya, sampai-sampai sang putri harus pergi ke hutan untuk mengasingkan dirinya. Laki-laki ini pun masih mencarinya untuk dijadikan istrinya. Namun, sang Putri masih bergeming dan tidak mau dinikahi oleh lelaki ini.
Lalu sang putri melakukan usaha untuk memperburuk wajah dan tubuhnya sehingga lelaki itu pun tidak mau dengannya. Akhirnya sang putri harus hidup dalam keadaan buruk seperti itu selamanya.
BACA JUGA:3 Informasi Penting untuk Kamu yang Mau Lewat Jalan Lintas Timur Palembang-Jambi Selama Nataru
Sang putri lalu bersumpah tidak akan ada orang yang lebih bagus atau cantik melebihi dirinya. Kisah ini lalu dipercaya masyarakat hingga sekarang. Hingga zang putri wafat, dan makamnya hingga kini diziarahi oleh penziarah dari berbagai tempat, bahkan ada yang dari luar negeri.
2. Makam Sido Ing Rejek
Makam Raja Sido Ing Rejek berada di Desa Sakatiga, Kecamatan Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan (Sumsel). Sido Ing Rejek adalah raja terakhir dari raja Palembang, tidak ada lagi raja setelahnya. Sido Ing Rejek adalah raja ke 11 yang memerintah pada tahun 1652-1659.
3. Makam Usang Rimau
Dilihat dari ciri makamnya yaitu ciri makam Melayu sementara ciri nisannya ciri tipe Aceh menurut tertua desa Meranjat, nenek moyang masyarakat desa Meranjat adalah usang Rimau. Namun asli beliau adalah ni ingsal nyawo. Sosoknya digambarkan berperawakan kecil, mempunyai bubul di kaki dan jalannya kincat.
Hingga saat ini anak keturunan Ni Ingsal Nyawo terutama yang berasal dari desa Meranjat masih terus menziaraihi makam beliau. Pernah diceritakan masyarakat bahwa kambing, ayam dan lainnya sebagainya untuk membayar nazar, namun ketika kambing dan ayam dilepaskan, walaupun hendak ditangkap jika tidak menjadi rezeki orang tersebut, tidak akan dapat.
BACA JUGA:Mau Mudik dan Liburan? Ini Tarif Tol Palembang-Bakauheni Jelang Nataru 2023
BACA JUGA:Libur Nataru, Pertamina Siapkan 3 Posko Pengaduan di Wilayah Provinsi Jambi, Ini Lokasinya
4. Makam Said Makdum
Terdapat dua versi makam yang dipercaya sebagai makam said makhdum dan makam said Maulana. Dari ciri pendapurannya, usia makam ini lebih kurang 200 tahun. Banyak penziarah yang datang terutama dari luar daerah, istilah masyarakat setempat 'ngantar kembang'.
5. Makam Pahlawan Payyid Umar Baginda Sari
Makam ini terletak di desa Tanjung Atap, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir. Said Umar Baginda Sari adalah orang yang pertama kali menyebarkan ajaran Islam di Desa Tanjung Atap hingga ke daearah Komering. Beliau adalah salah satu keturunan raja Fatahillah.
Beliau mengasingkan diri ke seberang Tanjungan yang bermuara ke Sungai Ogan, hingga pada masa akhir hidupnya beliau menetap disebuah pondok beratap disana. Lama kelamaan masyarakat memanggil desa tersebut dengan nama desa Tanjung Atap.
6. Makam Parang Betuah
Parang Batuah dikisahkan adalah seorang pandai besi yang sangat ahli membuat senjata dan alat-alat perkakas lainnya dari Besi. Beliau berasal dari Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir. Masyarakat menamakan beliau dengan sebutan Puyang Sampurayo.
BACA JUGA:Arti Mimpi Menikah, Bisa Jadi Pertanda Rezeki akan Datang
7. Makam Usang Sungging
Usang Sungging atau oleh penduduk Lokal Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Tanjung Batu lebih dikenal dengan sebuah sang sungging dikisahkan bernama asli Abdul Hamid. Beliau berasal dari keturunan kerajaan dari Pulau Jawa dan menetap di kesultanan Palembang.
Beliau terkenal dengan beberapa keahlian seperti rancang bangun, melukis, mengukir/memahat bahkan menyiapkan rencana-rencana yang akan dilakukan oleh istana. Beliau sangat dekat dan sudah dipercaya layaknya anggota keluarga oleh Sultan.
Di Desa Wisata Burai, Tanjung Batu ada 9 Makam Puyang yang saat ini sering diziarahi warga, baik warga setempat maupun warga daerah lainnya. Seperti Makam Puyang Darusallam, Puyang Bang Tawi, Puyang Tuanku Umar Baginda Saleh atau Said Umar Baginda Tuan Umar Baginda Saleh.
Selanjutnya, Puyang Usang Gemok, Puyang Tujuh Bersaudara, Usang Gindor Mato, Usang Daerah Putih, Puyang Pinang Kote, dan Puyang Putri Rambut Panjang. Data Makam-makam Bersejarah ini diambil dari Dinas Pariwisata dan Olahraga (Dispora) Pemkab Ogan Ilir. (Widjan/palpres.com)
Artikel ini juga tayang di palpres.com