Mengenal 7 Tari Daerah Sumatera Selatan, Ada Kisah Puyang Serunting Sakti

Selasa 10-01-2023,14:00 WIB
Editor : Risza S Bassar

Proses penciptaan Tari Gending Sriwijaya dimulai sejak tahun 1943 dan selesai pada tahun 1944. Tari ini diciptakan untuk memenuhi permintaan dari pemerintah (era pendudukan Jepang) kepada Jawatan Penerangan (Hodohan).

BACA JUGA:7 Shio Paling Sukses Tahun 2023, Bisnis Lancar, Gaji dan Bonus Naik

BACA JUGA:Harus Tahu, Ternyata di Sumatera Selatan Ada Jembatan Tol Terpanjang di Indonesia

Tari Gending Sriwijaya ini diciptakan untuk menyambut tamu yang datang berkunjung Keresidenan Palembang (sekarang Provinsi Sumatera Selatan).

Pencipta gerak tari (penata tarinya) yaitu Tina Haji Gong dan Sukainan A Rozak, berbagai konsep dicari dan dikumpulkan dengan mengambil unsur-unsur tari adat Palembang yang sudah ada. 

Sementara musik atau lagu Gending Sriwijaya diciptakan tahun 1943 tepatnya dari bulan oktober sampai dengan Desember oleh A Dahlan Muhibat, seorang komposer juga violis pada grup Bangsawan Bintang Berlian di Palembang.

Lagu Gending Sriwijaya ini merupakan perpaduan lagu Sriwijaya Jaya, yang diciptakan A Dahlan M dengan konsep lagu Jepang. Dan untuk syair lagu Gending Sriwijaya diciptakan oleh Nungcik AR.

BACA JUGA:Selain Kaya akan Batu Bara dan Sumber Daya Lainnya, Budaya Jambi Perlu Diketahui, Simak 15 Tari Derah Jambi

BACA JUGA:Ini 30 Bahasa Sehari-hari Palembang yang Harus Kamu Tahu, Auto jadi Orang Sumatera Selatan!

2. Tari Tanggai

Tari Tanggai ini, merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Kota Palembang. Tarian ini pun akhirnya meluas dan berkembang di seluruh Sumatera selatan.

Pada abad ke-5 Masehi, Tari Tanggai merupakan tari persembahan terhadap Dewa Siwa, dengan menbawa sesajian yang berisi buah dan beranekan ragam bunga.

Tari Tanggai ini berfungsi sebagai tari persembahan pengantar sesajian maka tari tanggai pada zaman dahulu di katagorikan tarian yang sakral.

Disebut tari tanggai karena setiap penarinya menggunakan property (alat) tanggai di delapan jari (kecuali jempol). 

BACA JUGA:Legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan

BACA JUGA:Munculnya Buaya Buntung hingga Kuntilanak, Ini Deretan Cerita Misteri dan Mistis Jembatan Ampera Palembang

Kategori :