Dirinya pun menyebut untuk apa ada tambang batu bara di daerah sendiri, jika tidak bisa digunakan oleh masyarakat sekitar.
BACA JUGA:Ramalan Karier Berdasarkan Aquarius, Suasana Kerja Secara Keseluruhan Baik
BACA JUGA:Kisah Cinta Zodiak, Leo, Ini Adalah Saat yang Tepat Untuk Menerima Undangan
Menurutnya, percuma sumber daya alam melimpah, tapi masyarakatnya lapar.
“Buat apa ada tambang batubara, jika masyarakat tidak bisa ikut menikmati. Lebih baik kita tutup saja tambang di Muratara,” teriak Amir.
Sejumlah sopir, kata Amir siap mematuhi aturan pemerintah, jika hauling jalur angkut batubara Simpang Nibung dibuka lagi.
Menurutnya, para sopir truk batu bara hanya mencari nafkah untuk makan, bukan untuk kekayaan.
BACA JUGA:Diduga Terlibat Penganiayaan David Ozora, Kekasih Mario Dandy Ditahan di LPK, Ini Penjelasan Polisi
BACA JUGA:Mantan Ketua KPU Tanjab Timur Dijemput Pihak Kejari di Kediamannya
"Kami cuma mau mencari makan bukan cari kekayaan. Muratara ini makmur, tapi rakyatnya hancur. Mau diapakan Muratara ini, jika warganya lapar," sindirnya.
Sementara, anggota DPRD pun buka suara atas aksi yang digelar sopir truk batu bara tersebut.
Anggota Komisi III, DPRD Muratara, I Wayan Kocap dan M Hadi, secara langsung menemui masyarakat yang menggelar aksi.
Kata dia, terkait hal itu adalah kebijakan dan kewenangan dari pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kementerian.
BACA JUGA:Vonis Banding Ferdy Sambo akan Dibacakan Pada 12 April
Wayan menuturkan, penyetopan aktivitas PT SRG yang mengangkut batubara di Simpang Nibung, awalnya karena PT SRG belum mengantongi izin pengangkutan.