JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sambut bulan puasa Ramadan, ini 11 Tradisi unik yang dilakukan di setiap daerah di Indonesia.
Hanya hitungan hari lagi, umat muslim akan melaksanakan puasa Ramadan. Namun sebelum melaksanakan puasa Ramadan, biasanya beberapa darah di Indonesia melaksanakan tradisi yang cukup ini.
Tradisi unik menyambut bulan puasa Ramadan ini selalu dilaksanakan olah masyarakat. Sebab hal ini sudah menjadi tradisi dan budaya turun temurun yang hingga saat ini masih dilaksanakan.
Sehingga jika tidak dilakukan,maka suasana menyambut Ramadan akan terasa hambar dan kurang bermakna.
BACA JUGA:Pilih dan Konsumsi Makanan Sehat Sesuai Golongan Darah Kamu, Begini Caranya...
BACA JUGA:Mandi Air Hangat Bikin Badan Nyaman dan Segar, Perhatikan 4 Hal Ini
Tradisi ini dilaksanakan karena masyarakat Indonesia beranggapan, selain jadi ladang ibadah, bulan suci yang datangnya satu tahun sekali ini juga ikonik dengan berbagai hal yang tentunya harus disambut dengan suka cita dan segala persiapan.
Berikut ada 11 tradisi unik dalam menyambut bulan Ramadhan di Indonesia:
1. Nyadran, Jawa Tengah
Tradisi menyambut Ramadhan di Jawa Tengah sering disebut dengan nama Nyadran. Tradisi ini berisi momen masyarakat Jawa tengah untuk melakukan ziarah kubur, bersih desa atau makam, selamatan, makan bersama, sampai dengan sedekah bumi.
Bahkan di beberapa tempat di Jawa Tengah, pernah melakukan selamatan massal untuk semakin memeriahkan datangnya Ramadan.
Tak hanya di Jawa Tengah, nyadran juga dilakukan di Jogjakarta, beberapa wilayah Jawa Timur, sampai Lampung.
2. Munggahan, Jawa Barat
Tradisi menyambut Ramadan di Jawa Barat yang cukup populer adalah Munggahan. Biasanya dilakukan seminggu atau dua minggu sebelum datangnya bulan suci Ramadan.
Aktivitas yang dilakukan masyarakat Sunda adalah berkumpul dengan orang-orang, baik keluarga, tetangga, atau lainnya.
Agenda utamanya adalah saling bermaafan lalu makan bersama atau istilahnya botram. Tak lupa memanjatkan doa untuk kelancaran ibadah puasa.
Bahkan bersama-sama juga datang ke tempat pemakaman untuk berziarah ke makam keluarga yang lebih dulu meninggalkan dunia.
BACA JUGA:Distribusi Dokter Spesialis di Provinsi Jambi Tak Merata, Ini Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan
BACA JUGA:Kades Kerinci Hilir Rapatkan Barisan, Diduga Persiapan Pilbup 2024
3. Nyorog, Betawi (Jakarta)
Bagi orang Betawi, tradisi Nyorog juga masih rutin dilakukan jelang bulan puasa Ramadhan. Biasanya orang yang lebih mudah akan memberikan bingkisan kepada yang lebih tua. Tujuannya untuk menghormati yang lebih tua sembari menyambut bulan puasa.
Bingkisan yang diberikan beragam jenisnya, mulai dari makanan, sembako, atau lainnya. Makanannya sendiri juga aneka masakan khas Betawi.
4. Padusan, Boyolali
Kembali ke Jawa Tengah, tepatnya di Boyolali juga ada tradisi Ramadan lainnya yakni Padusan. Tradisi ini dimaksudkan untuk mensucikan diri, orang-orang akan mandi atau berendam di sumber-sumber mata air yang dianggap keramat.
Tempat Padusan ini beragam, bisa di laut, sumber mata air, atau lainnya. Salah satu tempat yang jadi langganan masyarakat Boyolali untuk tradisi padusan adalah kompleks wisata Pemandian Umbul Pengging. Di sini ada empat umbul yang jadi langganan.
BACA JUGA:Soal Tawuran Kelompok Pemuda di Broni Kota Jambi, Ini Kata Camat Danau Sipin
5. Megengan, Surabaya
Bagi masyarakat Surabaya, pasti sudah tidak asing lagi dengan tradisi Megengan. Ini merupakan upacara selamatan kecil-kecilan yang dilakukan untuk menandai datangnya bulan puasa.
Biasanya digelar di masjid, mushola, atau tempat berkumpul lain.
Menu yang disuguhkan di megengan ini beragam, namun yang harus ada adalah kue apem.
Menurut kepercayaan, kue apem merupakan simbol dari penyucian diri sebelum memasuki Ramadan. Konon, kata apem berasal dari bahasa Arab kata afwan yang artinya maaf.
6. Dugderan, Semarang
Ternyata tradisi menyambut Ramadhan di Jawa Tengah tidak hanya nyadran saja, di Semarang juga ada namanya Dugderan. Ini merupakan pesta rakyat yang meleburkan semua kalangan, baik para pejabat sampai masyarakat umum.
Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1881 saat Semarang masih dipimpin oleh Bupati R.M. Tumenggung Ario Purboningrat.
BACA JUGA:Gunung Merapi di Yogyakarta Kembali Erupsi, Awas ..Bahaya Awan Panas hingga 7 KM
BACA JUGA:Pemudik 2023 Diprediksi Meningkat, Ini yang Persiapan dari Kemenhub
Sampai saat ini masih rutin dilakukan. Bahkan tidak jarang pembuka acaranya adalah Gubernur Jawa Tengah.
Ada banyak sekali keseruan yang bisa dinikmati masyarakat lho. Misalnya saja pasar malam, mainan Warak Ngendok, berbagai jenis kuliner, dan masih banyak lainnya. Pesta penyambutan Ramadan yang ditunggu oleh semua kalangan.
7. Meugang, Aceh
Sebagai provinsi yang dijuluki Serambi Mekkah, Aceh juga punya tradisi unik jelang puasa, yakni Meugang.
Pada tradisi ini masyarakat Aceh akan memasak daging sehari sebelum puasa Ramadan lalu dimakan bersama keluarga.
Selain dengan keluarga, biasanya orang-orang juga mengundang makan masyarakat kurang mampu untuk menyantap daging bersama.
BACA JUGA:Adab dan Tata Cara Melakukan Ziarah Kubur, Jangan Sampai Salah
BACA JUGA:Kembali Ditangkap Terkait Kasus Narkoba, Ammar Zoni Menangis Minta Maaf ke Irish Bella
Baik itu daging sapi, kambing, sampai kerbau. Tradisi ini ditinggalkan oleh Sultan Iskandar Muda.
Tidak hanya dilakukan untuk sambut puasa Ramadan saja, tradisi Meugang juga dilakukan sebelum Idul Fitri atau Idul Adha. Jadi total pelaksanaanya 3 kali dalam setahun.
8. Balimau, Sumatera Barat
Masyarakat di Sumatera Barat juga memiliki tradisi menyambut Ramadhan dengan sebutan Balimau.
Pada tradisi ini orang-orang akan berbondong-bondong ke tempat pemandian atau sungai untuk mandi dengan air jeruk nipis sebagai pengganti sabun.
BACA JUGA:Heboh, Video Diduga Beijing Turun Hujan Cacing Beredar, ini Faktanya
Bisa dibilang ini hakikatnya mirip dengan Padusan di Boyolali. Tidak hanya bersih-bersih badan saja, namun juga jiwa. Selain jeruk limau, masyarakat biasanya juga menambahkan beberapa rempah lainnya.
9. Malamang, Sumatera Barat
Selain Balimau, masyarakat Sumatera Barat, khususnya Minangkabau juga menyambutnya bulan Ramadhan dengan membuat lemang secara bersama-sama yang disebut dengan Malamang atau membuat lemang.
Setelah lemang matang, biasanya di malam hari akan ada syukuran mandoa atau berdoa bersama. Itu juga merupakan bagian dari tradisi sebagai bentuk rasa syukur datangnya bulan puasa. Hidangannya tentu saja lemang yang sudah dibuat sebelumnya.
Tidak hanya lemang saja, biasanya disajikan bersama tapai ketan hitam. Sudah lengkap dengan aneka lauk-pauk yang dimakan secara duduak baselo atau duduk besila. Sangat sakral dan membuat silaturahmi makin terjaga.
BACA JUGA:Mahfud MD Sebut Transaksi Janggal yang Diendus PPATK di Sejumlah Kementerian Bukan Rahasia Lagi
BACA JUGA:Ingin Menjadi Orang Sukses, Lakukan 5 Hal Ini agar Kamu Sukses
10. Megibung, Karangasem, Bali
Meski di Bali mayoritas beragama Hindu, namun masyarakat Islam yang tinggal di sana juga masih bebas melakukan berbagai tradisi keagamaan. Contohnya saja jelang Ramadan di Karangasem ada tradisi Megibung.
Ini merupakan sebuah adat makan masakan khas Bali bersama-sama.
Tradisi ini sendiri diperkenalkan oleh Raja Karangasem yang bernama I Gusti Agung Angluran Ketut sejak tahun 1692 Masehi. Sampai sekarang tetap setia digelar tiap tahunnya.
11. Ziarah Kubro, Palembang
Di Palembang, Sumatera Selatan ada juga tradisi menyambut bulan puasa bernama Ziarah Kubro. Masyarakat akan melakukan ziarah kubur massal ke tokoh-tokoh agama, mulai dari para wali yang turut menyebarkan agama Islam sampai ulama setempat.
Salah satu tujuan utama yang tak boleh terlewatkan adalah ziara ke pendiri Kesultanan Palembang Darussalam. Menariknya, ziarah massal ini tidak dilakukan di satu tempat, bahkan bisa di 3 lokasi yang berbeda. *
Artikel ini juga tayang di disway.id
Dengan judul 12 tradisi unik di Indonesia dalam menyambut bulan suci ramadhan