Pendampingan dan melayani langsung ke sentra nasabah inilah yang menjadi kunci dari pelayanan BTPN Syariah selama ini untuk terus tetap tumbuh bersama masyarakat inklusi dan membedakan dengan bank-bank lainnya. Bank memahami, bahwa sentuhan manusia diperlukan bagi nasabah inklusi agar nasabah nyaman menjalankan bisnisnya sehingga bisa tumbuh berkelanjutan.
Selain akses keuangan dan akses pengetahuan, kini Bank juga semakin luas memberikan akses lain.
tDiantaranya, akses suplai barang dan akses pasar. Bank, melalui BTPN Syariah Ventura yang merupakan anak perusahaan dan perpanjangan tangan Bank, bersinergi dengan mitra-mitra strategis yang memiliki semangat yang sama dalam membesarkan masyarakat inklusi.
“Kami percaya semua masyarakat Indonesia dari berbagai segmen manapun berhak mendapatkan akses keuangan yang tepat serta akses yang lebih luas lagi untuk kehidupan yang lebih baik. Bank pun senantiasa untuk terus semakin relevan dengan kebutuhan nasabah dan dinamika bisnis. Ikhtiar yang dilakukan Bank dari awal berdirinya hingga saat ini semata-mata untuk dapat mewujudkan niat baik dan memastikan kedidupan jutaan masyarakat inklusi di Indonesia tumbuh menjadi lebih berarti,”tegas Fachmy Achmad,
Direktur BTPN Syariah mengatakan bahwa hingga kuartal pertama 2023, Bank konsisten mencatatkan pertumbuhan kinerja yang tumbuh berkelanjutan dengan membukukan Total Asset yaitu Rp 22,1 triliun dan pembiayaan mencapai Rp 11,8 triliun tumbuh 11.1% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 10,6 triliun.
BACA JUGA:Hari Buruh Nasional 2023, Massa Padati Kantor DPRD Provinsi Jambi, Minta Cabut Omnibus Law
BACA JUGA:Kota Jambi Dikepung Banjir, Beberapa Titik Macet
Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) dibawah ketentuan regulator. Bank juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di level 51.7%, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp 12,8 triliun. Kinerja keuangan yang tumbuh positif ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 425 miliar.
Dibentuk melalui proses konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta dan spin off Unit Usaha Syariah BTPN pada 14 Juli 2014, BTPN Syariah menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di Indonesia. Satu-satunya bank di Indonesia yang memfokuskan diri melayani keluarga prasejahtera produktif yang memiliki potensi target market lebih dari 40 juta jiwa, yang biasa disebut 'unbankable', karena tidak memilki catatan keuangan dan dokumentasi legal. BTPN Syariah melihat hal ini sebagai tantangan sekaligus peluang. Oleh karena itu BTPN Syariah membangun sarana dan prasarana yang sangat berbeda dengan perbankan pada umumnya untuk memastikan produk dan layanan efektif serta efisien melayani segmen tersebut.
Sampai dengan akhir semester pertama 2022, dengan hanya memiliki 15 cabang di seluruh Indonesia, 47 Kantor Fungsional Operasional, namun bank memiliki 12.000 karyawan yang menjemput bola di hampir 70% total kecamatan di Indonesia, yang secara langsung melakukan program pemberdayaan keluarga prasejahtera produktif di sentra-sentra nasabah dengan mengajarkan empat perilaku unggul pemberdayaan yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS), oleh karyawan yang biasa disebut Melati Putih Bangsa sebagian besar lulusan SMA terlatih dengan jabatan sebagai Communityf Officer Bank. Sebagai Bank yang juga menghimpun dana, saat ini, terdapat sekitar 20.000 nasabah sejahtera yang menyimpan dana di BTPN Syariah dan dilayani oleh personal banker profesional, dimana, hampir 100% dana yang ditempatkan disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif yang mencapai 4,25 juta nasabah aktif.
Perubahan dampak sosial nasabah juga diukur setiap tahunnya, diantaranya probabilitas kembali ke garis prasejahtera, penurunan persentase anak bersekolah, peningkatan kemampuan mencicil pembiayaan dan menabung. Ini menunjukan peningkatan pendapatan keluarga.
BACA JUGA:Kabar Baik, Perumda Tirta Mayang Kota Jambi Tunda Kenaikan Tarif Air, Ini Penjelasannya
BACA JUGA:Waduh! Oknum Kades di Tanjab Barat Ini Hujat Bupatinya Sendiri, Viral di Medsos
Metode dan alat survei yang dipilih merupakan alat yang berlaku internasional dan memiliki kredibilitas yang baik, tapi tetap mudah dalam pengimplementasiannya yaitu PPI (Poverty Probability Index) dari IPA (Inovative for Poverty Action). *