JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kursi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi sepertinya memang panas. Apalagi, tugas berat untuk mengurai masalah kemacetan akibat angkutan batu bara di Jambi sudah pasti menanti.
Baru-baru ini, Gubernur Jambi Al Haris mengganti posisi Kepala Dishub Provinsi Jambi. Awalnya dipegang oleh Ismed Wijaya, kini dialihkan ke John Eka Powa.
Tentu saja, ada harapan besar untuk John Eka Powa agar bisa menuntaskan masalah angkutan batu bara ini.
John Eka Powa sendiri, ketika diwawancara usai pelantikan mengatakan, pihaknya fokus bagaimana untuk meningkatkan kenyamanan transportasi. Tidak hanya untuk angkutan hasil tambang, tapi juga angkutan hasil bumi seperti kelapa sawit, dan angkutan orang.
BACA JUGA:Sebentar Lagi Dimulai, Ini Tahapan Pemilihan Rektor UNJA Periode 2024-2028
BACA JUGA:Terkini! Topan Satria Sumbang Emas Pertama untuk Kota Jambi
“Kita akan memanajemen transportasi bersama kepolisian. Bagaimana penggunaan jalan itu bisa nyaman ber transportasi, intinya itu,” kata John.
Dia mengatakan, memang ada titik-titik krusial kemacetan parah yang dilalui angkutan batu bara ini. Seperti di Tembesi dan Talang Duku yang harus diantisipasi.
Solusinya bisa saja dengan penambahan kantong parkir di Talang Duku. Namun, dirinya belum bisa menjanjikan berapa lama bisa mengatasi persoalan ini, karena akan mempelajari dan berkoordinasi terlebih dahulu dengan stakeholder terkait.
Terkait penambahan kantong parkir itu, dia mengatakan berproses. Untuk jangka pendek ini, akan dilakukan pembinaan terhadap kantong-kantong parkir yang sudah ada.
BACA JUGA:Kasus TPPO, Subdit IV Ditreskrimum Polda Jambi Amankan 7 Pelaku, Satu di Antaranya Perempuan
BACA JUGA:Soal Protes Wisuda, Nasroel Yasir: Kepala Daerah Harus Peka, Jangan Kecilkan Makna Toga
“Kita akan pelajari dulu, berkoordinasi, dan kolaborasi dengan semua pihak terkait. Yang jelas, kami akan mengurai kemacetan itu,” katanya.
Dia mengatakan, tidak bisa menetapkan target 100 hari atau sejenisnya. Karena pekerjaan mengurai macet ini, sifatnya progres.
Dia juga akan mencoba memaksimalkan jalur air untuk angkutan tambang ini. Namun, yang menjadi persoalan adalah terjadinya pendangkalan sungai Batanghari. Ada dua titik yang terjadi pendangkalan, seperti di Mersam dsn Malapari.