JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Di Puncak Jaya, Papua, terkenal dengan adanya salju abadi. Meski demikian, salju tersebut terus mencair.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi salju abadi di Puncak Jaya, Papua, yang terancam kepunahan akibat dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh fenomena El Nino.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa Indonesia memiliki keunikan sebagai lokasi tropis dengan salju abadi.
Salju abadi di Puncak Jaya menjadi sebuah keajaiban alam yang menarik minat ilmuwan, peneliti, dan pecinta alam.
BACA JUGA:6 Shio yang Ditakdirkan Good Looking dan Good Rekening
BACA JUGA:7 Zodiak Perempuan yang Punya Aura Positif dan Memancar, Buat Orang Sekeliling Bahagia
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, wilayah salju abadi tersebut mengalami penurunan luas yang drastis. Fenomena El Nino yang terjadi tahun ini berpotensi mempercepat kepunahan tutupan es di Puncak Jaya tersebut.
Dwikorita menjelaskan bahwa fenomena ini memiliki dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan di wilayah tersebut.
Ekosistem di sekitar salju abadi menjadi rentan dan terancam. Perubahan iklim juga berdampak pada masyarakat adat setempat yang bergantung pada keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam.
"Ekosistem yang ada di sekitar salju abadi menjadi rentan dan terancam. Perubahan iklim juga berdampak pada kehidupan masyarakat adat setempat yang telah lama bergantung pada keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam di wilayah tersebut," ungkap Dwikorita, seperti dikutip disway.id.
BACA JUGA:Bejat! Ayah di Tebo Setubuhi Anak Tiri yang Masih di Bawah Umur
BACA JUGA:Pemilu 2024, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Minta Seluruh Pihak Ikuti Aturan Hukum
Sejak tahun 2010, BMKG bekerja sama dengan Ohio State University, AS, melakukan studi tentang analisis paleo-klimatologi dengan menggunakan inti es pada gletser Puncak Jaya.
Hasilnya menunjukkan bahwa tutupan es di Puncak Jaya terus mengalami pencairan dan menuju kepunahan.
Pada tahun 2010, ketebalan es diperkirakan mencapai 32 meter dan penipisan es terjadi dengan laju 1 meter per tahun pada periode 2010-2015.