Sasi laut menghadirkan aturan spesifik dan tidak tertulis mengenai wilayah penangkapan biota laut, alat penangkapan biota laut, spesies target, waktu, dan lokasi penangkapan biota laut.
BACA JUGA:Rekomendasi Skincare Korea Viral yang Worth It To Buy, Wajib Coba!
BACA JUGA:Objek Wisata di Kerinci Mulai Sepi Pengunjung, Pasca Libur Lebaran
Membagikan kisah lebih lanjut mengenai awal pendirian Waifuna, Almina mengatakan salah satu hal yang melatarbelakangi keberadaan kelompok tersebut adalah keyakinan para mama di Kampung Kapatcol bahwa mereka dapat mengambil peran yang sama dengan para lelaki, yaitu menjaga laut dan memastikan hasil sasi dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh warga.
Pengelolaan sasi laut oleh kaum perempuan itu didukung penuh oleh para lelaki Kapatcol. Kepala Kampung Kapatcol, Luis Hay bahkan mengakui para ibu Kapatcol lebih telaten dalam mengelola sasi laut, terutama dalam memastikan hasil panen bermanfaat bagi warga dan dapat dilakukan secara terus menerus.
Sementara itu, Manajer Senior Bentang Laut Kepala Burung YKAN Lukas Rumetna menyampaikan sejumlah keunggulan pengelolaan sasi laut oleh perempuan.
Di antaranya, perempuan memiliki pola pikir yang bersifat jangka panjang sehingga mereka lebih detail dan teliti dalam memastikan seluruh tahapan sasi laut berjalan dengan baik dan terus dilakukan ke depannya.
BACA JUGA:Tutorial Makeup Korean Look yang Flawless Ala Idol Kpop untuk Pemula, Yuk Simak!
BACA JUGA:Menko Airlangga Sebut Harga BBM Tidak Akan Naik Sampai Juni 2024 Meski Konflik Iran-Israel
Perjalanan para perempuan Kapatcol dalam mengelola sasi laut tidak berhasil begitu saja. Almina mengatakan panen pertama mereka mengalami kegagalan.
Tidak ada satu pun target biota laut, seperti teripang yang mereka dapatkan dari pelaksanaan sasi untuk kali pertama di tahun 2011 itu.
Meskipun begitu, kegagalan tidak menyurutkan keteguhan dan semangat para mama untuk memastikan sasi laut bermanfaat bagi seluruh warga.
Mereka lantas kembali mencoba melakukan sasi dengan strategi baru, yakni memindahkan lokasi. Langkah tersebut lalu membuahkan hasil, mereka berhasil membuktikan perempuan mampu mengelola sasi laut.
BACA JUGA:10 Perusahaan di Jambi Tak Bayar THR Dilaporkan ke Disnaker Provinsi Jambi
BACA JUGA:Spesifikasi dan Harga HP Realme 8 Pro Terbaru 2024, Kini Kembali Turun Harga
Kelompok Waifuna dan sasi lautnya terus mengalami perkembangan, bahkan pemerintah desa memperluas wilayah sasi mereka dari 32 hektare menjadi 213 hektare pada tahun 2019.