Prosesi sasi laut
Pelaksanaan sasi terdiri atas dua tahapan. Pertama, penutupan sasi yang ditandai dengan pemasangan papan bertuliskan pemberitahuan wilayah sasi Kapatcol dan hasil laut yang hanya boleh diambil saat sasi dibuka.
Penutupan sasi dilakukan dalam beragam jangka waktu, seperti enam bulan, sepuluh bulan, hingga satu tahun, menyesuaikan kebutuhan warga setempat.
Berikutnya, tahapan kedua adalah pembukaan sasi yang ditujukan untuk memanen hasil biota laut yang telah dijaga agar tidak diambil secara sembarangan dan ilegal.
BACA JUGA:HP Vivo Y03 Dijual Hanya Rp 1 Jutaan di Bulan April 2024, Cek Spesifikasinya Disini
BACA JUGA:Manfaatkan Program GasPOOL, Gas Promo Scoopy April di Honda Sinsen
Pembukaan sasi diawali dengan ibadah di gereja. Setelahnya, perwakilan gereja, pemerintah desa, tokoh adat, dan warga menaiki perahu motor menuju lokasi sasi yang terletak di sisi barat Kapatcol dengan waktu tempuh sekitar setengah jam.
Layaknya pesta rakyat, Kelompok Waifuna dan sejumlah warga Kapatcol, termasuk anak-anak turun langsung menyaksikan pembukaan sasi yang ditandai dengan pelarungan "pon fapo" atau persembahan bagi leluhur di wilayah sasi dan pencabutan papan sasi.
Lalu, Kelompok Waifuna melakukan penyelaman atau lebih dikenal dengan istilah "molo" dalam bahasa setempat untuk mengambil hasil-hasil laut.
Dalam penyelaman itu, anggota Kelompok Waifuna menggunakan perlengkapan selam tradisional, di antaranya kacamata renang yang terbuat dari kayu dan kaca.
BACA JUGA:Spesifikasi dan Harga HP Realme C55 NFC, Harga Rp 1 Jutaan Saja
BACA JUGA:Daftar 10 HP Xiaomi di Bawah Rp 2 Jutaan, Sudah Spek Dewa
Penangkapan hasil laut saat membuka sasi dibatasi berdasarkan ukuran biota laut.
Untuk teripang dan lola, kedua biota laut tersebut yang boleh diambil saat penangkapan adalah teripang dan lola dengan panjang 15 cm ke atas, sementara lobster dengan berat lebih dari 6 ons.
Setelah satu hingga dua minggu berselang, Kelompok Waifuna bersama-sama dengan warga Kampung Kapatcol akan bermusyawarah untuk kembali menutup sasi.
Setelah resmi menutup sasi, hasil panen laut tersebut tidak hanya disantap bersama-sama oleh warga Kampung Kapatcol, tetapi mereka juga menjualnya.