Praktik Sasi oleh Perempuan Raja Ampat yang Lebih dari Menjaga Laut

Rabu 17-04-2024,15:17 WIB
Reporter : Risza S Bassar
Editor : Risza S Bassar

BACA JUGA:Cek Disini Pinjaman KUR BRI 2024, dari Rp 10 Juta hingga Rp 100 Juta

BACA JUGA:Pj Wali Kota Jambi Buka Kegiatan Pembekalan bagi PNS yang Memasuki Masa Purna Bhakti

Uang hasil penjualan lalu digunakan untuk kebutuhan masyarakat, baik guna mendukung kegiatan keagamaan, sosial-kemasyarakatan, maupun tabungan pendidikan dan kesehatan bagi warganya.

Pelaksanaan dan pengelolaan sasi laut yang memberikan banyak manfaat kepada warga setempat memang terbukti nyata.

Sebagaimana disampaikan Lukas Rumetna, praktik pengelolaan sasi laut memberikan banyak manfaat untuk warga, baik dari segi ekologi maupun segi sosial-kemasyarakatan.

Dari sisi ekologi, sasi laut bermanfaat melindungi biota laut dari kepunahan akibat pemanfaatan yang berlebih atau pengambilan yang bersifat merusak.

BACA JUGA:Pengemudi Mobil Pelat TNI Palsu yang Ngaku Punya Kakak Jenderal Sudah Ditangkap

BACA JUGA:Manfaat Bengkoang untuk Perawatan Kulit Wajah Lebih Cerah 

Hal senada juga disampaikan oleh tokoh agama di Kampung Kapatcol, Yesaya Kacili.

Pendeta Yesaya mengatakan Raja Ampat memang diberkahi oleh Tuhan dengan biota laut yang melimpah.

Akan tetapi, ekosistem laut di wilayah Misool pernah mengalami kehancuran karena penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.

Kebanyakan para nelayan yang berasal dari luar wilayah Misool menangkap ikan dengan menggunakan bom dan potasium.

BACA JUGA:Ini Pilihan Warna Baru Sepeda Motor Classy Yamaha, Jadi Incaran Konsumen

BACA JUGA:Kemas Fuad Ambil Formulir Pendaftaran Calon Walikota Jambi ke Kantor Demokrat

Ada pula yang menggunakan linggis untuk membongkar karang. Kabar baiknya, praktik ilegal seperti itu mulai berkurang sejak tahun 1999.

Keberadaan sasi, menurut Yesaya, semakin meningkatkan perlindungan terhadap kekayaan laut Raja Ampat.

Kategori :