Dalam pernyataan penutupnya Yopy Dedywiryanto mengatakan bahwa, bibit unggul Topaz tidak hanya unggul dalam hal kuantitas produksi, tetapi juga tahan terhadap penyakit Ganoderma.
BACA JUGA:Alasan Gegara Lama Menduda, Pria Paruh Baya di Merangin Cabuli Perempuan Berkebutuhan Khusus
BACA JUGA:Rindu Pesona dan Talentanya Song Kang yang Lagi Wamil? Ini 2 Drama yang Wajib Ditonton
Ketahanan ini dibuktikan dengan diperolehnya izin pelepasan Varietas Topaz GT oleh OPRS Topaz pada tanggal 1 Februari 2019 sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia.
“Topaz adalah bibit sawit yang sudah teruji dan terbukti. Oleh karena itu, bibit ini sudah seyogyanya menjadi andalan para petani kelapa sawit,” tutup Yopy.
Mukhtadi Putranusa mewakili Insan Pers Jambi saat memberikan sambutannya juga mengapresiasi Asian Agri yang secara aktif membina petani kelapa sawit.
“Kami sebelumnya sudah banyak mendengar bagaimana Asian Agri terus aktif membina petani yang berdampak kepada peningkatan perekonomian masyarakat. Kami berharap agar jalinan silaturahmi Asian Agri dengan Insan Pers Jambi yang telah terjalin baik selama ini juga terus berkelanjutan," ujar Mukhtadi.
BACA JUGA:Waduh, iPhone 15 Tak Laku, Apple Diminta Buat HP Murah Harga Rp 4 Juta
BACA JUGA:Peringati Hari Kartini, AHASS Berikan Diskon Servis 21 Persen untuk Konsumen Perempuan
Pada kesempatan yang sama hadir pula dua perwakilan petani kelapa sawit di bawah naungan Asian Agri turut memberikan testimoni tersendiri terkait performa bibit unggul Topaz dibandingkan yang lainnya.
Pertama ada Tonggor Hutabarat, Ketua KUD Bina Usaha yang berlokasi di Desa Cinta Damai, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, dan Nuryanto yang merupakan salah satu petani swadaya Asian Agri dari Desa Bulian Jaya, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, Jambi.
“Sebelum TM, karena menggunakan Bibit Topaz, pohon kelapa sawit kami telah berbuah di bulan ke-28. Sebelumnya, kami sudah memulai kastrasi di bulan ke-18,” ujar Tonggor yang sudah bermitra dengan Asian Agri sejak tahun 90-an dengan bentuk kemitraan plasma.
“Selama bermitra dengan Asian agri, kami banyak mendapatkan pendampingan dari Tim Kemitraan perusahaan. Kami mendapatkan beragam pelatihan / training untuk penguatan kelompok dimana hal ini sangat penting karena sebagian tanaman kelapa sawit dari segi usia tanaman kami sudah tua dan produksinya sudah jauh menurun, serta kami sudah memasuki masa replanting untuk generasi kedua yang membutuhkan pendampingan teknis dan pengelolaan kebun berkelanjutan. Kemudian, di tahun 2021, sebagian petani kelapa sawit kami dengan memiliki lahan seluas sekitar 400 Ha, kembali melakukan replanting bersama Asian Agri dengan menggunakan Bibit Sawit Topaz," ucap Tonggor.
BACA JUGA:Srikandi PLN Kawal Pemulihan Pasca Banjir Bandang di Kabupaten Musi Rawas Utara
Kemudian, Nuryanto menceritakan pengalamannya dalam menggunakan Bibit Topaz.