KOTA JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Bakal calon Wali Kota Jambi H A Rahman (HAR) dinilai sebagai figur yang sangat diperhitungkan di kontestasi Pemilihan Wali Kota Jambi (Pilwako) 2024 ini.
Menurut pengamat politik Jambi Dr Dedek Kusnadi, Ketua Bappilu DPW Partai NasDem Jambi tersebut punya gaya politik sendiri dalam menghadapi perhelatan politik lima tahunan tersebut.
"Kalau saya menilai, HAR itu sosok bakal calon wali kota yang gaya politiknya tidak mengekor. Ia gencar sosialiasi, mengejar partai pendukung. Selain itu banyak elemen mendukungnya maju di Pilwako Jambi," ujar Akademisi UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi ini.
Menurutnya, HAR adalah pelopor kepedulian urusan masyarakat langsung. "HAR lebih dominan disukai degan gaya politiknya yang santun dan apa adanya," katanya.
BACA JUGA:Kurangi Pengangguran, Disnakertrans Muaro Jambi Beri Pelatihan Menjahit untuk Emak-emak
BACA JUGA:Diguyur Hujan Lebat, Perumahan Kembar Lestari Kota Jambi Terendam Banjir
Dedek mengatakan, saat ini memang popularitas Maulana tinggi. Namun, itu bukan jaminan ia bakal dipilih.
"Sebab, popularitas tinggi tapi tingkat keterpilihannya tidak menunjang," ujarnya dihubungi via telepon.
Menurut analisisnya, figur muda yang bakal ikut berlaga di Pilwako Jambi sebenarnya menarik.
Namun, perlu diingat gaya politik Maulana yang terlalu prematur dalam melakukan manuver bisa menjadi tantangan bagi kandidat lain.
BACA JUGA:Meinyala, Beli Motor Honda Sekarang Bisa Hemat Hingga Rp 3,5 Juta
BACA JUGA:Tandukan Hummels Bawa Borussia Dortmund Sukses Melaju Ke Final Liga Champions Setelah Menang Agregat
"Dalam menghadapi situasi ini, perlu adanya keseimbangan antara inovasi dan pengalaman politik yang matang untuk mencapai kesuksesan jangka panjang," ujarnya.
Ia menjelaskan, bakal calon kandidat lain jangan Maulana anggap remeh, justru kelihatan menguat di posisi kalangan pemilih bawah, akar rumput dan stabil tingkat kesukaan publik terhadapnya. "Contohnya seperti HAR Budi Setiawan, dan Iqbal Linus," katanya.
Menurutnya, hal ini mampu membelah tingkat kesukaan masyarakat kota, akan memilih pasangan calon yang dianggap konsisten bukan seperti politik ego sektoral saja.