JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Hibank, bank digital PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) melaporkan laba bersih sebesar Rp 28,27 miliar pada kuartal I 2024.
Capaian tersebut turun 48,08 persen secara tahunan, dibandingkan laba sebelumnya sebesar Rp 54,45 miliar.
Menurut dari laporan keuangan Hibank yang dirilis pada 21 Mei 2024, penurunan laba bersih Hibank pada Maret 2024 disebabkan oleh kenaikan laba operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 86,13 persen dari level tahun sebelumnya sebesar 69,07 persen.
Tercatat secara detail, beberapa bagian beban operasional perseroan mengalami peningkatan signifikan.
BACA JUGA:Kecelakaan Tragis Bus Study Tour SMP PGRI 1 Wonosari, 15 Orang Luka-luka
BACA JUGA:Final Liga Europa: Atalanta Libas Leverkusen 3:0, Lae Dea Juara Liga Europa!
Misalnya, porsi biaya tenaga kerja meningkat 92,38 persen menjadi Rp54,74 miliar dari sebelumnya Rp28,45 miliar.
Kemudian beban lain-lain juga meningkat 70,26 persen menjadi Rp44,46 miliar dari sebelumnya Rp26,11 miliar, dan beban iklan meningkat 542,34 persen menjadi Rp713 juta dari sebelumnya Rp111 juta.
Soal laba, Hibank mampu mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih. bank digital ini hingga Maret 2024 sebesar Rp 128,12 miliar, naik 13,26% dari sebelumnya Rp 113,19 miliar.
Kemudian, pendapatan komisi/provisi/fee dan administrasi juga tumbuh sebesar 109,82 persen secara tahunan menjadi Rp1,6 miliar dari sebelumnya Rp763 juta.
BACA JUGA:Ini Dia 6 Bahan Makanan yang Tidak Boleh Dicuci Sebelum Dimasak
BACA JUGA:Terima SK, Pengurus KONI Tebo Bakal Dilantik, Jawir: Start Menuju KONI Berprestasi
Begitu pula Hibank yang mampu menyalurkan kredit hingga Rp7,2 triliun atau naik 19,73 persen dari sebelumnya Rp6,01 triliun.
Kualitas kredit tetap terjaga. Hal ini ditunjukkan dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross berada di level 0,96 persen dari tahun sebelumnya 2,24 persen. Sedangkan NPL nett juga susut dari 0,74 persen ke level 0,09 persen.
Belakangan, Hibank berhasil memperoleh pembiayaan pihak ketiga (DPK) senilai Rp 9,84 triliun. Capaian DPK ini meleset 30,5 persen, dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,26 triliun.