JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Kebutuhan cabai di Kota Jambi cukup tinggi.
Diketahui bahwa produksi cabai petani lokal saat ini hanya mampu mencukupi kebutuhan selama dua hari saja dari total kebutuhan harian yang ada.
Hal ini berdasarkan catatan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi.
Di mana, kebutuhan cabai di kota ini mencapai 12 ton setiap harinya, mengingat populasi penduduk sekitar 626 ribu jiwa.
BACA JUGA:Pj Bupati Sarolangun Lantik 91 Pejabat Eselon II, III, dan Eselon IV, Ini Nama-namanya
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Evridal Asri, hal ini menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap pasokan dari luar daerah.
"Saat ini, luas lahan pertanian cabai di Kota Jambi mencapai hanya 25 hektare, tersebar di beberapa titik di kawasan Alam Barajo dan Kota Baru," kata Evridal.
Dalam upaya mengatasi keterbatasan produksi lokal dan mengendalikan harga cabai yang fluktuatif, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi telah menginisiasi gerakan berbasis masyarakat yang dikenal dengan "gerakan ayo menanam" di pekarangan rumah. Tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan kecukupan bahan pangan pokok bagi masyarakat.
"Kota Jambi, sebagai pusat perdagangan dan jasa, menghadapi tantangan signifikan dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan. Namun, keterbatasan lahan dan sumber daya bukanlah halangan mutlak, melainkan peluang untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai media tanam," jelas Evridal.
BACA JUGA:Peduli Kesehatan Anak-Anak Yatim Duafa, Yayasan Baitul Maal PLN UID S2JB Gelar Khitanan Masal
Dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menanam cabai di pekarangan rumah mereka, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan luar dan mengurangi dampak fluktuasi harga bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Jambi.
"Ini adalah langkah proaktif yang diambil untuk menciptakan ketahanan pangan lokal yang lebih baik dan memastikan harga cabai tetap terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat," tambah Evridal.