"Selain itu, penjual juga berterima kasih ke pembeli karena enggak nambah cucian piring kotor," ujarnya dengan senyum.
Gerald pun menutup penjelasannya dengan menegaskan bahwa keputusan para penjual untuk memperbanyak porsi nasi saat dibungkus adalah bentuk kebaikan dan solideritas, serta sebagai rasa terima kasih kepada konsumen.
"Dengan banyakin deh porsi pas dibungkus, emang terbaik deh. Ternyata kita selama ini bukan halusinasi, emang dibanyakin nasinya," ujar Gerald dengan nada bersemangat.
Seorang netizen juga menambahkan komentar menarik, menyebut bahwa fenomena ini juga berasal dari zaman kolonial, di mana masyarakat pribumi Indonesia lebih sering membungkus makanan, sementara orang Belanda cenderung makan di tempat.
Fenomena ini masih terus berlangsung karena rasa nasionalisme tinggi di kalangan penjual nasi Padang.