JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Siapa pun bangga bahwa hutan kita adalah bagian dari "paru-paru" dunia.
Namun begitu, belantara rimba raya Indonesia telah mengalami laju deforestasi yang termasuk tinggi di dunia.
Kejahatan lingkungan berbasis keserakahan manusia, terus mengancam kelestarian hutan sebagai rumah bersama kita.
Mengambil langkah bergaya hidup hijau, dapatlah kiranya menyumbang andil dalam memulihkan kesehatan "paru-paru" bumi.
BACA JUGA:Menjaga Taman Nasional Berbak Lewat Upaya Merangkul Masyarakat
Indonesia memiliki hutan terluas ketiga di dunia, mencakup hutan tropis dan sumbangan dari hutan hujan Kalimantan dan Papua.
World Wide Fund for Nature (WWF) melaporkan, lebih dari 170 juta hektare hutan dunia akan menghilang secara pesat hingga 2030 mendatang dan Indonesia termasuk dalam daftar 11 wilayah yang terkonsentrasi deforestasi tinggi.
Seperti yang terjadi di berbagai negara, hutan Indonesia mengalami ancaman deforestasi yang terus membayangi keberlangsungannya.
Dalam buku rekor dunia Guinness pada awal tahun 2000-an Indonesia pernah tercatat sebagai negara tropis dengan laju deforestasi tertinggi di dunia, yakni dua juta hektare per tahun.
BACA JUGA:Ini 4 Aspek Utama Pengamanan Pilkada 2024 Versi Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono
Atau Forest Watch Indonesia (FWI) menyetarakan dengan seluas tiga kali lapangan sepak bola, hutan kita hilang dalam setiap menitnya.
Hilangnya vegetasi selalu diikuti dengan hilangnya fungsi hutan sebagai pengatur iklim mikro, sumber papan juga pangan masyarakat adat atau warga lokal, konservasi air dan tanah.
Kemudian, areal bernilai konservasi tinggi, biodiversitas, potensi obat-obatan, sumber makanan dan gizi dari hutan, energi, serta nilai sejarah kebudayaan, bahkan sebagai sumber pengetahuan yang belum tercatat.