JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Ketindihan, atau dalam istilah medis disebut sleep paralysis (kelumpuhan tidur), adalah kondisi di mana seseorang merasa sadar tetapi tidak mampu bergerak atau berbicara saat sedang terbangun atau tertidur.
Fenomena ini sering disertai oleh sensasi tercekik, sesak napas, atau bahkan perasaan kehadiran makhluk lain yang menyeramkan.
Meskipun menakutkan, ketindihan sebenarnya adalah kondisi yang umum dan tidak berbahaya secara medis.
Namun, pemahaman yang kurang tentang penyebabnya sering kali membuat banyak orang mengaitkan pengalaman ini dengan hal mistis.
BACA JUGA:Warga Salut dengan Sosok H Abdul Rahman dan H Andi Muhammad Guntur yang Mau Berbaur
BACA JUGA:Di IKN, Presiden Jokowi Minta Maaf kepada Seluruh Anggota Kabinet
Salah satu penyebab utama ketindihan berkaitan erat dengan siklus tidur, khususnya fase tidur yang dikenal sebagai Rapid Eye Movement (REM).
Tidur REM adalah fase tidur di mana mimpi-mimpi paling jelas terjadi.
Pada fase ini, otak sangat aktif, dan tubuh secara alami mengalami kelumpuhan otot sementara untuk mencegah kita bertindak berdasarkan mimpi yang kita alami.
Ketika seseorang mengalami sleep paralysis, hal ini biasanya terjadi karena adanya kegagalan dalam transisi antara fase tidur dan bangun.
BACA JUGA:Catat Nih Link Pengumuman Hasil Tes CPNS, Jangan Sampai Terlewat
BACA JUGA:Kecelakaan di Jalan Lintas WKS Tanjab Timur, Truk dan Isuzu Panther Adu Kambing
Biasanya, ketika seseorang terbangun, otak akan melepaskan tubuh dari kondisi lumpuh yang terjadi selama tidur REM.
Namun, dalam kasus sleep paralysis, otak terbangun lebih cepat daripada tubuh, sehingga tubuh masih berada dalam keadaan lumpuh meskipun kesadaran sudah kembali.
Akibatnya, seseorang merasa terjaga tetapi tidak bisa bergerak atau berbicara.