JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Film 'Joker' yang dirilis pada tahun 2019 berhasil mencetak kesuksesan besar, terutama berkat penampilan brilian Joaquin Phoenix sebagai Arthur Fleck.
Dengan pendapatan box office yang tinggi dan pujian kritis, sekuelnya, 'Joker: Folie à Deux', sangat dinanti.
Namun, saat film tersebut mulai diperbincangkan, banyak penggemar dan kritikus mempertanyakan arah cerita yang diambil, terutama karena hilangnya Batman dari narasi.
• Tanpa Batman, Joker Tidak Seutuhnya
Dalam dunia 'Joker: Folie à Deux', kehadiran Batman sebagai lawan klasik tidak disertakan. Meskipun dalam film pertama pendekatan ini diterima, seiring waktu hal ini mulai menjadi ganjalan besar.
Bruce Wayne ditampilkan sebagai anak kecil, yang membuat kemunculannya sebagai Batman dalam waktu singkat hampir mustahil.
BACA JUGA:PLN Jambi Kembali Lakukan Pemadaman Listrik, Ini Jadwal Lengkapnya
BACA JUGA:Fenomena Baru: Bumi Memiliki Dua Bulan
Tanpa Batman, Arthur Fleck terlihat lebih seperti seorang kriminal yang kebetulan mendapatkan sorotan daripada ikon kejahatan yang dikenal dengan ideologinya yang ekstrem.
Ketiadaan Batman juga membuat kehadiran Joker terasa kurang seimbang. Joker, tanpa musuh bebuyutannya, hanyalah seorang pembunuh berantai tanpa tujuan atau narasi moral yang kuat.
Dalam film pertama, aksinya memang memicu pemberontakan di Gotham, tetapi tidak ada perlawanan ideologis yang membuatnya menjadi figur kriminal yang brilian.
• Eksposisi yang Terbentur Kehadiran Karakter Baru
Sekuel ini juga memperkenalkan karakter baru seperti Harley Quinn dan Harvey Dent. Namun, kehadiran mereka seolah mematahkan eksposisi dunia Joker yang sudah dibangun dalam film pertama.
Kehadiran mereka, terutama Harley Quinn, membuat Joker tampak berbeda dari apa yang diharapkan oleh banyak penggemar: seorang mastermind kriminal dengan kharisma dan daya tarik tersendiri.
BACA JUGA:Cara Mudah Cek Jumlah Pelamar CPNS 2024 Melalui Portal SSCASN