Metode pembelajaran ini dikenal sebagai Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), di mana siswa terlibat dalam mengamati, menganalisis, hingga melaporkan materi pembelajaran.
7. Kurikulum 1994 - Kurikulum Super Padat
Pada 1994, kurikulum yang baru dirancang untuk menyeimbangkan pendekatan aktif siswa dengan materi yang padat.
BACA JUGA:Dua Lipa Batalkan Konser Di Jakarta, Ini Alasannya
BACA JUGA:Heboh Pemukiman SAD Jadi Tempat Penampungan Mobil Gadai, BRN Jambi: Pengusaha Rental Kini Takut
Salah satu inovasi dalam kurikulum ini adalah "muatan lokal," yang memungkinkan sekolah menambahkan materi khas daerah. Namun, kurikulum ini mendapat kritikan karena dianggap terlalu padat dan berat bagi siswa.
8. Kurikulum 2004 - Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum 2004 yang dikenal sebagai "Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)" diperkenalkan seiring perubahan orde baru ke masa reformasi.
KBK fokus pada pengembangan kompetensi siswa dengan indikator keberhasilan yang lebih spesifik. Kurikulum ini tidak hanya bergantung pada guru sebagai sumber materi, tetapi membuka akses pada berbagai sumber belajar.
9. Kurikulum 2006 - Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP atau Kurikulum 2006, memungkinkan penyesuaian materi pelajaran sesuai kebutuhan daerah.
Standar kelulusan ditetapkan secara nasional, namun guru diberi kebebasan untuk menyusun silabus sendiri. Kurikulum ini meningkatkan otonomi sekolah dalam menyusun materi ajar.
10. Kurikulum 2013 - Pendidikan Berbasis Kompetensi
Pada 2013, Kurikulum Berbasis Kompetensi dikembangkan lebih jauh menjadi kurikulum 2013.
BACA JUGA:Jisoo BLACKPINK Bakal Kembali Tampil Solo, Tapi Bingung Memilih Akting Atau Industri Musik Lagi
BACA JUGA:Arti Mimpi Menceraikan Istri, Salah Satunya Suami Harus Berubah Sikap