JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Istilah Resting Bitch Face (RBF) merujuk pada ekspresi wajah netral yang secara tidak sengaja terlihat marah, kesal, atau tidak ramah. Meski ekspresi ini tidak mencerminkan emosi sebenarnya, RBF kerap menimbulkan kesan negatif terhadap pemiliknya.
Menurut studi yang dilakukan oleh Abbe Macbeth dan Jason Rogers di perusahaan analitik Noldus, wajah dengan RBF menunjukkan sedikit peningkatan pada ekspresi penghinaan, seperti bibir yang sedikit miring atau mata yang terlihat tajam. Hal ini membuat otak orang lain salah mengartikan ekspresi tersebut sebagai tanda ketidaksenangan.
Pemilik RBF sering kali dianggap tidak approachable atau sulit diajak berkomunikasi, meskipun sebenarnya mereka mungkin sedang merasa netral atau bahkan bahagia.
Persepsi ini dapat memengaruhi hubungan sosial dan profesional, terutama bagi perempuan yang lebih sering menerima kritik tentang ekspresi wajah mereka dibandingkan laki-laki.
BACA JUGA:Mengupas Makna Kata Bussin yang Sering Digunakan di Media Sosial
BACA JUGA:Tubuh Sering Jadi Incaran Nyamuk? Berikut Penyebabnya
Namun, beberapa individu justru memandang RBF sebagai keunikan atau kekuatan. Di dunia bisnis, misalnya, ekspresi ini kadang diartikan sebagai tanda kewibawaan atau ketegasan.
Bagi mereka yang merasa dirugikan oleh persepsi ini, beberapa langkah sederhana bisa diambil, seperti:
1. Meningkatkan kesadaran diri: Menyadari situasi di mana RBF bisa menyebabkan kesalahpahaman.
2. Menyesuaikan ekspresi: Menambahkan sedikit senyum saat berbicara dengan orang lain.
3. Percaya diri: Memahami bahwa RBF tidak menentukan karakter atau kepribadian seseorang.
BACA JUGA:Liverpool Jadi Tim Pertama yang Lolos ke 16 Besar Liga Champions 2024/25 Usai Kalahkan Girona
BACA JUGA:Gundala: Awal Gemilang Jagat Sinema Bumilangit
Resting Bitch Face bukanlah kesalahan, melainkan ciri alami yang dimiliki banyak orang. Dengan memahami fenomena ini, masyarakat diharapkan lebih terbuka terhadap beragam ekspresi wajah dan tidak cepat menilai seseorang berdasarkan penampilan semata.