JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA – Seseorang yang sudah dinyatakan negatif atau sembuh dari Covid-19 bisa terinfeksi kembali.
Penyebab seseorang bisa kembali terinfeksi virus Covid-19 karena vaksin sebetulnya bukan mencegah seseorang terpapar kembali tapi untuk melindungi dari keparahan dan kematian.
Penyebab seseorang bisa terinfeksi Covid-19 itu diungkapkan Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. Hal itu jika seseorang tertular Covid-19 kembali dalam kurun waktu 90 hari minimal setelah tertular periode pertama.
“Potensi terjadinya reinfeksi atau terinfeksi kembali, beda varian, atau bisa juga dalam satu varian tapi dalam subvarian berbeda, ini jadi lebih besar potensinya. Era Omicron 16 kali lebih mudah terinfeksi data dari Inggris. Dan dua kali pada orang yang tidak divaksin lebih mudah daripada yang divaksin,” jelas Dicky, dikutip dari jabarekspres.com, Minggu (13/2).
Menurutnya, ada batas waktu 90 hari penularan dari sejak infeksi pertama. Sebaliknya, jika kurang dari kurun waktu itu, artinya bukan reinfeksi, tetapi masih merasakan dampak Covid-19 berkepanjangan.
“Jika masih kurang dari 90 hari, itu artinya seseorang masih sakit Covid-19 bagian yang pertama,” kata Dicky.
Selain itu ada beberapa alasan menurut Dicky seseorang bisa kembali terinfeksi Covid-19.
1. Imunitas Menurun
Status imunitas berpengaruh. Daya kebal seseorang terhadap vaksin adalah 6 bulan. Jika lebih dari itu, maka imunitas atau perlindungannya menurun.
“Dan setelah terinfeksi tetap penting untuk divaksin. Setelah isolasi, langsung diberikan vaksin. Ada negara yang menunggu sampai 21–28 hari. Tapi kalau memang vaksin ada tersedia, setelah masa isolasi harus divaksin,” paparnya.
2. Varian Lebih Menular
Adanya varian yang mudah menginfeksi seperti Delta dan Omicron mampu menurunkan efikasi antibodi. Sehingga seseorang harus lebih meningkatkan disiplin dalam taat protokol kesehatan.
3. Abai 3M
Tentu yang terakhir adalah seseorang yang abai terhadap protokol kesehatan akan mudah terpapar. Ini menyebabkan reinfeksi.
“Sekali lagi kecenderungannya pada yang sudah vaksin lengkap, jika reinfeksi tak terlalu parah. Negara-negara maju bahkan sudah menerapkan aturan bahwa fully dose ya 3 dosis atau sudah booster. Tentunya status vaksinasi lengkap akan 3 dosis. Omicron jadi rujukan ya bahwa 3 dosis akan efektif, ini yang harus dikejar,” jelasnya.(jabarekspres.com)