Data Makro Amerika Positif, Harga Emas Kembali Tertekan

Jumat 08-10-2021,08:41 WIB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA – Harga emas melemah, terimbas penurunan klaim pengangguran mingguan Amerika, menjelang data ketenagakerjaan bulanan akhir pekan ini, mendorong imbal hasil US Treasury dan memicu spekulasi Federal Reserve (The Fed) akan segera mulai mengurangi dukungan ekonominya.

Harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD1.757,30 per ounce pada pukul 00.34 WIB, demikian mengutip laporan Reuters, Kamis (7/10/2021) atau Jumat (8/10/2021) dini hari WIB.

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,2 persen lebih rendah menjadi USD1.759,2 per ounce.

Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun paling tajam dalam tiga bulan, pekan lalu, menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja mendapatkan kembali momentum setelah perlambatan baru-baru ini.

“Laporan itu membantu mendorong imbal hasil obligasi dan sedikit reli pasar saham AS, menekan emas,” ujar Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.

Pengurangan stimulus dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengangkat imbal hasil obligasi, yang diterjemahkan ke dalam peningkatan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Juga, batas utang Amerika kemungkinan didorong hingga Desember. Jadi, itu adalah efek menenangkan di pasar, bullish bagi saham dan bearish untuk emas, tutur Wyckoff menambahkan.

Dolar sedikit melemah dari dekat level tertinggi satu tahun, didukung kekhawatiran inflasi dan ekspektasi bahwa The Fed harus bertindak lebih cepat untuk menormalkan kebijakan.
Kendati emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai inflasi, apresiasi dolar membuat logam kuning lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Sementara itu harga perak di pasar spot stabil USD22,59 per ounce, platinum turun 0,2 persen menjadi USD982,37 per ounce, dan paladium melonjak 3,7 persen, menuju hari terbaiknya sejak 22 September, menjadi USD1.958,61 per ounce. (git/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait