PATI ,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID- Ratusan nelayan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah,tidak bisa melaut. Kapal merekapun hanya di parkirkan begitu saja.
Mereka tidak melaut dikarenakan mahalnya biaya operasional. Salah satunya karena harga BBM yang saat ini sangat mahal.
Permasalahan lain yang semakin memberatkan para nelayan, yakni adanya kenaikan Pungutan Hasil Perikanan (PHP).
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pati Rasmijan menyebut mahalnya biaya operasional untuk melaut menjadi penyebab mereka tak melaut.
Menurutnya, harga BBM sangat tinggi sedangkan hasil melautnya minim.
"Jumlah kapal nelayan yang tidak melaut hingga saat ini mencapai 500-an kapal," ungkap Rasjiman, di Pati, Selasa 12 Juli 2022.
Adapun Solar saat ini dipatok Rp 16.500 per liter, di sisi lain kebutuhan sekali melaut bisa mencapai ratusan ribu liter.
Rasjiman mencontohkan melaut dengan tujuan ke laut Papua memerlukan 1.000 drum dengan kapasitas 200 liter per drumnya. Namun, hasil melautnya ternyata tidak sesuai harapan.
Untuk itulah, kata dia, banyak nelayan yang lebih memilih tidak melaut.
"Ketika melihat teman nelayan lain yang mencoba melaut ternyata tidak mendapatkan hasil yang memuaskan," ujar Rasjiman.
"Nelayan juga masih dihadapkan dengan aturan lain terkait pengurusan persyaratan melaut yang sampai sekarang masih ada permasalahan yang belum bisa terselesaikan dengan cepat," kata Rasjiman.
Oleh karena itu, para nelayan di Kabupaten Pati berencana mengajukan sejumlah tuntutan kepada pemerintah pusat seperti dikutip dari
jpnn.com.
"Di antaranya soal harga solar agar diturunkan serta kemudahan dalam pengurusan surat-surat kelengkapan untuk melaut," pungkas Rasjiman. (viz)