Cerita Sekelompok Orang Yang Mengaku Menemukan Bahtera Nabi Nuh
Gunung Ararat. telah digali oleh mereka yang mencari sisa-sisa Bahtera Nuh. Baru-baru ini Gunung Sabalan di Iran, lebih dari 300 km jauhnya-istimewa-Wikipedia
Tahun 1973
Meskipun tidak mengklaim menemukannya, astronaut James Irwin menjadi seorang Kristen yang taat selama masa pensiunnya dan memimpin beberapa ekspedisi ke Gunung Ararat untuk mencarinya. Namun semua ekspedisi yang dilakukannya kembali tanpa ada penemuan Bahtera Nuh.
Tahun 1993
Pada tahun 1993, CBS menyiarkan "The Incredible Discovery of Noah's Ark", sebuah acara yang menampilkan sepotong kayu yang diduga berasal dari Bahtera Nuh. Menurut orang yang menemukannya, George Jammal, potongan kayu tersebut ia ambil dari beberapa bagian Bahtera Nuh sebagai bukti penemuannya.
Jammal yang adalah seorang aktor, di kemudian hari mengakui bahwa benda itu hanya tipuan yang dimaksudkan untuk menunjukkan buruknya kualitas penelitian di perusahaan pembuat film dokumenter itu.
Ia mengakui bahwa kayu yang semula dianggap suci itu sebenarnya berasal dari rel kereta api di Long Beach. Dia juga mengaku belum pernah ke Gunung Ararat, juga tidak pernah menginjakkan kaki di Turki.
BACA JUGA:Kapolres Bungo Dengar Keluh Kesah Warga Kelurahan Manggis
BACA JUGA:Kabar Baik...!! 29.109 Peserta Lulus Seleksi PPPK Kemenag, Peserta Tak Lulus Bisa Ajukan Sanggahan
Tahun 2021
Lokasi Bahtera Nuh yang asli kemungkinan telah dikonfirmasi oleh para pemburu relik di pegunungan terpencil. Para ahli mengklaim mereka telah mengambil gambar bawah tanah dari objek berbentuk kapal misterius yang ditemukan setengah abad yang lalu di Turki timur.
Mereka telah lama mengklaim bahwa perahu legendaris Nuh terkubur di bawah tempat berbatu, yang dikenal sebagai situs Durupinar.
Pemindaian objek 3D pun berupaya membuktikannya.
Pemindaian ini diciptakan oleh insinyur komputer dan arkeolog Andrew Jones, serta ahli geofisika John Larsen, dalam upaya untuk mempelajari objek aneh itu. Sertesen mengakui bahwa gambar tersebut belum tentu dari Bahtera Nuh, dan bisa dari kapal lain seluruhnya.
Garis paralel dan sudut siku-siku di bawah permukaan seperti itu adalah sesuatu yang tidak harapkan dalam formasi geologis alami, kata Jones.
Tetapi hasil ini adalah sesuatu yang kita harapkan untuk melihat apakah ini adalah perahu buatan manusia yang sesuai dengan yang diceritakan dalam kitab tentang kisah Bahtera Nuh, katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: