Soal Mundurnya Maruarar Sirait dari PDIP, Ini yang Disampaikan M Qodari

Soal Mundurnya Maruarar Sirait dari PDIP, Ini yang Disampaikan M Qodari

M Qodari menanggapi soal mundurnya Mahfud MD.-ist/jambi-independent.co.id-

“Kita bayangkan Bu Mega misalnya jadi kayak Rachmawati atau Sukmawati, berpartai tetapi karena gak ada momentum maka kemudian akhirnya so and so aja begitu. Dari sisi Pak Sabam ini sesuatu yang besar dan penting,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Sabam Sirait meniti awal karir politiknya dengan menjabat sebagai menjadi pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967. Kemudian, ia resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.

BACA JUGA:Minta Batalkan SKTT, Massa Segel Kantor BKPSDM Kerinci

BACA JUGA:Hadiri Pengukuhan Pengurus LAM Desa Ujung Tanjung, Ini Pesan Pj Bupati Bachyuni

Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.

Sabam Sirait disebut menjadi figur yang berhasil membujuk Megawati untuk terjun politik yang awalnya sempat terus-terusan menolak karena situasi politik pada zaman itu era dekade 1980-an pemerintah melarang keluarga besar Soekarno atau Bung Karno masuk ke dunia politik.

Dalam suatu kesempatan, Megawati, melalui Hasto Kristiyanto, mengakui bahwa Sabam adalah figur yang membujuk Megawati terjun ke dunia politik.

“Pak Sabam yang membujuk terus,” ujar Hasto meniru ucapan Megawati, pada saat merayakan ulang tahun Sabam Sirait yang ke-80 pada Sabtu 5 Januari 2016.

BACA JUGA:Toyota Calya Terbakar di Tanjab Barat, Sopir Alami Luka Bakar

BACA JUGA:Program Jumat Berbagi, Polda Jambi Bagi-bagi Ratusan Nasi Bungkus untuk Masyarakat

Hasto juga menyebutkan bahwa Megawati masih ingat momen ketika dia akhirnya setuju untuk ikut politik karena bujukan Sabam.

“Setelah beberapa kali dibujuk, bujukan terakhir di salah satu airport di Jakarta dan akhirnya mau,” kata Megawati menurut Hasto.

Hasto menambahkan, Sabam Sirait merupakan sosok penting dalam sejarah PDI-P. “Bukan hanya sebagai sekjen terlama, tapi meyakinkan kami di tengah arus pragmatisme politik sekarang, bahwa politik itu suci,” tutur Hasto.

Megawati juga mengaku bersyukur pernah diajak Sabam ke dunia politik. Sebab, jika Sabam tidak terus membujuknya mungkin Megawati tidak akan menjadi tokoh politik yang disegani seperti sekarang. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: