Abu Jahal sang Pembenci Muhammad, Ketika Diam diam Dengarkan Rasulullah Baca Alquran
Kisah Abu Jahal ketika mendengar Rasulullah baca Alquran -Foto : ilustrasi-Net
Abu Jahal mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT namun ia khawatir akan kehilangan gelar pimpinan tanah Ka'bah karena tanggung jawab Ka'bah dipegang silih berganti antara nenek moyang Abu Jahal dan Rasulullah SAW.
Suatu hari Abu Jahal berusaha mendengarkan apa yang dibaca Rasulullah SAW di waktu malam. Dia mendengar dengan tenang setiap bacaan indah Rasulullah SAW hingga masuk waktu subuh.
BACA JUGA:Harus Tahu! Ini Manfaat Buah Durian dan Efek Sampingnya
BACA JUGA:Laura Layne, Mahasiswi FH UNJA Berhasil Lolos Program IISMA ke Prince of Songkla Thailand
Ketika Rasulullah SAW berhenti membaca ayat-ayat Al-Qur'an, Abu Jahal kemudian lekas pulang.
Dalam perjalanan pulang, Abu Jahal bertemu dengan Abu Sufyan dan Akhnas bin Syarif. Shakhr bin Harb bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf atau lebih dikenal dengan panggilannya Abu Sufyan bin Harb adalah salah seorang pemimpin utama bani Quraisy di Makkah yang sangat menentang Nabi Muhammad.
Demikian juga Akhnas bin Syarif, salah satu dari bangsawan bani Tsaqif dan memiliki status terhormat di kalangan orang Arab maupun suku Quraisy, dia adalah pemimpin bani Zuhrah yang juga menentang ajaran Islam.
Tiga orang yang menentang Rasulullah SAW ini secara diam-diam mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an. Mereka lalu sepakat merahasiakan hal ini dari penduduk Arab karena khawatir terpengaruh dengan Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA:Siapa yang Bakal Mendampingi HAR di Pilwako Jambi 2024 Nanti, Ini Jawabannya
Pada malam berikutnya, masing-masing dari tiga orang itu datang lagi mendengar bacaan Rasulullah SAW dengan prasangka tidak mungkin temannya yang lain akan datang lagi.
Namun setelah usai, lagi-lagi jalan menjadi saksi yang mempertemukan mereka. Ketiga orang itu sekali lagi melakukan hal yang sama. Kejadian ini kembali terulang di malam berikutnya.
Akhnas bin Syarif lalu mengunjungi Abu Jahal meminta tanggapannya atas apa yang dia dengar. Abu jahal kemudian menjawab:
"Kami selalu bersaing dengan klan Abdu Manaf (kakek buyut Rasulullah SAW) untuk mendapatkan kemuliaan dan pengaruh. Ketika mereka memberi makan, kami juga bisa memberi makan. Ketika mereka memikul tanggung jawab, kami juga memikul tanggung jawab. Ketika mereka bersedekah, kami juga bersedekah. Hingga tatkala persaingan ini memanas lalu tiba-tiba mereka berkata, 'Kami punya Nabi yang menerima wahyu dari langit'. Lantas bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Sungguh aku tidak akan beriman kepadanya selamanya."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: