UKM Rohis Ar-Rahman Universitas Jambi Berdayakan Kunyit: Bentuk Inovasi Berkelanjutan MBKM di Desa Suka Maju

UKM Rohis Ar-Rahman Universitas Jambi Berdayakan Kunyit: Bentuk Inovasi Berkelanjutan MBKM di Desa Suka Maju

UKM Rohis Ar-Rahman Universitas Jambi Buat Olahan dari Kunyit: Bentuk Inovasi Berkelanjutan Program MBKM di Desa Suka Maju--Jambi Independent

BACA JUGA:Ko Apex, Kekasih Dinar Candy Dituntut 6 Tahun Penjara, Kasus Pemalsuan Dokumen Kapal Tongkang

Agar menjadi lebih bervariasi, Mereka membuat beberapa olahan dengan bahan dasar kunyit, beberapa olahan dibuat dengan nama yang unik agar terdengar lebih menarik.


Olahan Peyek--Jambi Independent

Rani Yulianti menjelaskan, "PEKAJU (Peyek suka maju) Peyek yang berbahan dasar dari daun kunyit, dengan rasa gurih. hal ini kami lakukan agar tidak hanya kunyitnya saja yang bisa di olah oleh masyarakat sebagai sebuah produk namun daunnya juga bisa di manfaatkan untuk sebuah produk yang bisa meningkatkan pendapatan. Kenapa PEKAJU karna peyek ini berasal dari Desa Suka Maju."


Olahan Brokaju--Jambi Independent

Selain PEKAJU, ada beberapa olahan lain seperti COKAJU (Cookies desa Suka Maju), BROKAJU(Brownies desa Suka Maju).


Olahan Cokaju--Jambi Independent

"COKAJU (Cookies desa Suka Maju) Cookies ini juga terbuat dari bahan dasar kunyit, dengan rasa cenderung manis. BROKAJU (Brownies desa Suka Maju) brownies ini terbuat dari bahan dasar kunyit, namun bedanya brownies ini dengan brownies yang lain adalah brownies ini berbentuk crispy dengan rasa yang cenderung manis," sambung Rani Yulianti. 

Rani Menyebutkan, pada awalnya kurang mendapat kepercayaan masyarakat terkait olahan dengan bahan dasar kunyit, karena masyarakat terbiasa menjual secara mentahan.

BACA JUGA:Pjs. Gubernur Sudirman: Apresiasi Setinggi-Tingginya untuk Tenaga Kesehatan pada Hari Kesehatan Nasional ke-60

BACA JUGA:Harga Emas Kamis 21 November Naik Lagi, Jadi Segini

"Masyarakat yang awalnya kurang percaya dengan olahan yang terbuat dari bahan dasar kunyit, karna masyarakat lebih terbiasa menjual kunyit dengan cara mentahan," sebutnya.

Kurangnya dukungan dari masyarakat menjadi hambatan tersendiri bagi mereka, karena tanpa kepercayaan, masyarakat jadi kurang berinisiatif mengikuti kepelatihan dan berpartisipasi. 

"Kurangnya inisiatif masyarakat dalam mengikuti kepelatihan di karenakan kesibukan masyarakat di desa tersebut," sebut Rani. 

"Jarak satu RT ke RT yang lain cukup jauh sehingga memunculkan permasalahan, ketika dilakukannya sosialisasi dan kepelatihan banyak RT terdekat saja yang bisa berpartisipasi, kondisi jalan di beberapa RT yang belum memadai juga menjadi permasalahan bagi masyarakat yang ingin datang kepelatihan, terkhusus ketika hujan," sambungnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: