Tantangan, Peluang dan Strategi Swasembada Pangan

Tantangan, Peluang dan Strategi Swasembada Pangan

Muji Lestari, SE, MA-ist/jambi-independent.co.id-

BACA JUGA:Prabowo Subianto Kembali ke Tanah Air: Hasilkan Komitmen Investasi Rp 294 Triliun

Ketiga, permintaan pangan lokal yang tinggi dipengaruhi oleh tren konsumsi produk organik dan pangan lokal di masyarakat akan mendorong diversikasi pangan dan pengembangan produk pangan dengan nilai tambah tinggi.

Keempat, kebijakan pemerintah dalam mendorong revitalisasi pertanian seperti program food estate, subsidi pupuk, diversifikasi pangan, pembangunan infrastruktur seperti waduk, embung dan jaringan irigasi akan mendorong percepatan peningkatan produksi pangan.

Kelima, kolaborasi Pemerintah dengan swasta dan akademisi dapat mendorong pengembangan riset, inovasi, dan pengembangan jumlah dan mutu produksi pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan.

Keenam, kesadaran publik tentang pentingnya ketahanan pangan semakin tumbuh kuat sejalan dengan pengalaman pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pertanian seperti urban farming.

BACA JUGA:Meneror Malam: Menelusuri Ketegangan dalam Film REC

BACA JUGA:Kenapa Gemini Sering Dipandang Negatif? Berikut Mitos dan Fakta di Balik Zodiak Ini

Strategi Swasembada Pangan

Berbagai strategi dan kebijakan mewujudkan swasembada pangan perlu melibatkan berbagai pihak. Pertama, intensifikasi pertanian dengan memanfaatkan penggunaan teknologi modern seperti smart farming, drone pemantauan lahan, dan mekanisasi untuk meningkatkan produktivitas.

Lalu pengembangan benih/bibit unggul; serta penggunaan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan hama.

Kedua, ekstensifikasi lahan melalui pengembangan sentra produksi pangan (food estate) secara terpadu dan melibatkan penduduk lokal; dan optimalisasi lahan marginal dengan memanfaatkan lahan kering, bekas tambang, atau lahan suboptimal untuk pertanian produktif.

Ketiga, diversifikasi pangan dengan berbagai alternatif seperti sagu, singkong, jagung, dan umbi-umbian untuk mengurangi ketergantungan pada beras, serta meningkatkan promosi dan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi pangan lokal.

BACA JUGA:Kisah Cinta Dua Cancer: Hubungan Penuh Keintiman dan Tantangan Emosi

BACA JUGA:Ramalan Zodiak Hari Ini, 25 November 2024: Apa yang Bisa Anda Harapkan?

Keempat, reformasi kebijakan pangan untuk mendukung para petani, peternak dan perikanan dengan menyediakan skema subsidi dan insentif seperti subsidi pupuk, benih, dan alat mesin pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: