Mengejutkan! Menggaruk Bukan Cuma Menambah Gatal, Tapi Juga Lindungi Kulit dari Bakteri!

Mengejutkan! Menggaruk Bukan Cuma Menambah Gatal, Tapi Juga Lindungi Kulit dari Bakteri!

Ilustrasi wanita menggaruk--

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Peneliti yang mempelajari fenomena di balik kebiasaan menggaruk menemukan bahwa meskipun tindakan ini dapat memperburuk peradangan dan pembengkakan, ada manfaat tertentu yang bisa menjelaskan mengapa dorongan untuk menggaruk begitu kuat.

Menurut laporan yang dikutip dari Medical Daily, Jumat (, para peneliti yang melakukan penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal *Science* meneliti bagaimana rasa gatal mempengaruhi kulit tikus yang terkena dermatitis kontak alergi, suatu bentuk eksim.

menggaruk sering kali memberikan sensasi yang menyenangkan, yang mengindikasikan bahwa perilaku ini harus memberikan beberapa manfaat agar bisa berkembang secara evolusioner. Penelitian kami memberikan bukti bahwa menggaruk juga berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi bakteri pada kulit,” jelas Daniel Kaplan, penulis utama penelitian tersebut, dalam siaran persnya.

Untuk percobaan ini, para peneliti menggunakan alergen yang memicu rasa gatal untuk menimbulkan gejala eksim pada telinga tikus normal. Beberapa tikus dibiarkan menggaruk, sementara yang lainnya tidak bisa menggaruk karena dipasangkan kalung kecil yang mirip dengan kalung anjing.

BACA JUGA:Arsenal Hancurkan Manchester City 5-1, Odegaard Cs Tampil Gemilang di Emirates!

BACA JUGA:Hasil Liga Inggris: Manchester United Dipermalukan Crystal Palace 0-2 di Old Trafford!

Hasil eksperimen ini cukup mengejutkan: tikus yang diperbolehkan menggaruk menunjukkan pembengkakan dan peradangan pada kulit yang dipenuhi oleh sel imun bernama neutrofil, sementara tikus yang tidak dapat menggaruk hanya menunjukkan peradangan yang lebih ringan. Temuan ini mempertegas bahwa menggaruk justru memperburuk iritasi kulit, bukan meredakannya.

Peneliti menjelaskan bahwa ini terjadi karena menggaruk merangsang respons berantai di kulit. Saraf yang mendeteksi rasa sakit melepaskan bahan kimia yang disebut substansi P, yang kemudian mengaktifkan sel mast—sel imun yang mengatur peradangan dan rasa gatal.

Biasanya, sel mast bereaksi terhadap alergen, menyebabkan rasa gatal dan pembengkakan ringan. Namun, menggaruk memicu gelombang aktivasi kedua melalui substansi P, yang memperburuk peradangan dan membuat rasa gatal semakin hebat.

Namun, sel mast tidak hanya bertugas menyebabkan iritasi, tetapi juga memainkan peran dalam melawan bakteri dan mikroorganisme lain. Ini memicu rasa penasaran pada para peneliti mengenai apakah kebiasaan menggaruk berpengaruh pada mikrobioma kulit.

BACA JUGA:Hasil Ligue 1: Marseille Kalahkan Lyon 3-2, Gol Menit Akhir Jadi Penentu

BACA JUGA:Polres Tanjab Timur Tangkap Bandar Sabu, Belasan Paket Siap Edar di Wilayah Mendahara Ulu Diamankan

Dalam penelitian lanjutan, tim peneliti menemukan bahwa menggaruk dapat mengurangi jumlah *Staphylococcus aureus*, bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi kulit.

“Temuan bahwa menggaruk dapat meningkatkan pertahanan tubuh terhadap *Staphylococcus aureus* menunjukkan bahwa ada manfaatnya dalam konteks tertentu. Namun, kerusakan yang ditimbulkan akibat menggaruk pada kulit mungkin lebih besar daripada manfaat yang diperoleh, terutama jika rasa gatal berlangsung lama,” kata Kaplan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: