Tantangan Wali Kota Baru, Beragam Permasalahan Kota Jambi

Tantangan Wali Kota Baru, Beragam Permasalahan Kota Jambi

Dr Noviardi Ferzi-ist/jambi-independent.co.id-

Rendahnya ketrampilan dan motivasi kerja. Program pemberdayaan dan perhatian khusus bagi emak - emak yang bisa berkreatifitas dari rumah.

Tentu prioritas yang tak boleh ditinggalkan adalah soal infrastruktur, yang hanya memperlancar mobilitas penduduk, tetapi juga mengurangi biaya logistik, membuka peluang investasi baru, dan memperkuat konektivitas antar wilayah dan memacu pertumbuhan ekonomi.

Kota Jambi mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, tahun 2022 tercatat ekonomi tumbuh 5,38 %, tahun 2023 naik menjadi 6,6 persen.

Hal ini terjadi karena fokus utama pemerintah Kota Jambi ke depan adalah meningkatkan aksessibilitas dan konektivitas di seluruh kecamatan dan antar kelurahan.

Salah satu kinerja pemerintah kota dalam hal pembangunan infrastruktur yang menjadi perhatian publik yakni menjaga kualitas Jalan agar layak dilalui atau bagus.

Kemudian, sebagai biasa untuk kota yang berkembang, peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Kota Jambi harus diimbangi dengan Infrastruktur yang memadai, terutama ruas jalan. Ini harus mulai dipikirkan secara serius oleh Walikota yang baru.

Karena, kemacetan lalu lintas juga menjadi masalah yang sangat mendesak. Peningkatan jumlah kendaraan setiap tahun tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang ada.

Dari data BPS Tahun 2023 lalu, di Kota Jambi telah terdapat 960.814 unit kendaraan, baik roda empat maupun roda dua.

Berdasarkan analisa VCR ruas jalan di kota Jambi mendekati 1, artinya, jika nilai mendekati , maka kondisi jalan sudah mendekati macet.

Solusinya, pemerintah kota harus memikirkan, peningkatan Ruas jalan, peningkatan Rambu-Rambu Lalu Lintas, menertibkan Parkir Liar yang menyebabkan kemacetan, menertibkan Pasar-pasar tumpah dan PKL di pinggir jalan yang mengganggu kelancaran dalam berkendara.

Lalu, mengatur Jam Tumpah Pulang sekolah yang menyebabkan kemacetan, pengelolaan manajemen transportasi harus dimaksimalkan.

Hal ini penting dilakukan, karena menurut data, pengendara di Jambi diperkirakan kehilangan waktu sekitar 29 jam setiap tahun selama jam-jam sibuk, yang merupakan kerugian signifikan baik dari segi waktu maupun produktivitas.

Akhirnya, dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Walikota Jambi periode 2024-2029 dituntut untuk memiliki kepemimpinan yang matang, visioner, dan mampu menggerakkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memecahkan masalah-masalah perkotaan yang kompleks ini.

Jika tidak, akan sulit Kota Jambi bersaing dengan Kota lain di Regional Sumatera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: