Sering Kram Kaki atau Luka Tak Sembuh? Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Arteri Perifer!

Ilustrasi kaki wanita sakit-freefik-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Penyakit Arteri Perifer (PAD) dinilai sebagai salah satu Penyakit kardiovaskular paling berbahaya namun kerap luput dari perhatian. Penelitian terbaru mengungkap bahwa mayoritas penderita PAD tidak menerima penanganan medis yang optimal, meski risiko komplikasi seperti amputasi hingga kematian akibat Penyakit ini tergolong tinggi.
PAD terjadi ketika pembuluh darah arteri, terutama yang menyuplai darah ke kaki dan tangan, mengalami penyempitan atau sumbatan karena penumpukan plak kolesterol. Kondisi ini menghambat aliran darah dan sering kali berkembang secara perlahan tanpa gejala yang jelas.
Dalam studi yang dipublikasikan oleh tim peneliti dari Intermountain Health, lebih dari 7.000 pasien dengan diagnosa PAD dievaluasi. Hasilnya, hanya sekitar 30 persen dari mereka yang memperoleh pengobatan standar yang direkomendasikan, seperti terapi antiplatelet dan penggunaan statin.
“Kami menemukan bahwa Penyakit ini masih sangat kurang ditangani, dan angka kematian akibat PAD masih sangat tinggi,” ujar Dr. Viet T. Le, peneliti utama sekaligus profesor madya di bidang kardiovaskular.
BACA JUGA:Indonesia Jadi Wakil Tunggal ASEAN! Ini 6 Tim Asia yang Lolos ke Piala Dunia U-17 2025
BACA JUGA:Dua Gol Menit Akhir Antar Indonesia U-17 Tundukkan Afghanistan dan Lolos Sempurna ke 8 Besar Piala Asia
Disebutkan bahwa hanya 29,6 persen pasien perempuan dan 33,5 persen pasien laki-laki yang mendapatkan perawatan lengkap. Padahal, standar pengobatan sangat krusial untuk menekan risiko komplikasi seperti serangan jantung, stroke, hingga amputasi anggota tubuh besar.
PAD dijuluki sebagai “silent killer” karena sebagian besar pasien tidak menyadari keberadaannya hingga muncul komplikasi serius. Meski demikian, terdapat sejumlah gejala yang patut diwaspadai, di antaranya:
- Kaki terasa dingin meski suhu ruangan normal
- Nyeri atau kram saat berjalan yang hilang setelah istirahat
- Luka di kaki atau telapak kaki yang sulit sembuh
- Kulit kaki tampak mengilap, rambut rontok, dan otot melemah
- Denyut nadi di kaki melemah atau menghilang
PAD juga cenderung menyerang kelompok usia lanjut, khususnya mereka yang berusia di atas 65 tahun. Faktor risiko lainnya meliputi kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi, serta kadar kolesterol tinggi.
BACA JUGA:Perkiraan Dampak Kebijakan 'Tarif Baru Trump' Terhadap Sektor Pariwisata
BACA JUGA:Jelang UAS, Wagub Sani Ingatkan Siswa SMA-SMK: Jangan Biarkan Judol Hancurkan Masa Depan Jambi!
Perempuan Lebih Sedikit Mendapat Pengobatan, Namun Risiko Komplikasi Lebih Rendah
Menariknya, studi tersebut juga menemukan bahwa perempuan penderita PAD cenderung memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mengalami komplikasi berat dibanding pria. Namun, mereka juga tercatat lebih jarang menerima terapi yang direkomendasikan.
Para ahli menekankan pentingnya pemeriksaan rutin untuk mendeteksi PAD sejak dini. Pemeriksaan USG Doppler atau USG vaskular dapat digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan mendeteksi adanya penyempitan arteri.
Selain itu, menerapkan gaya hidup sehat juga sangat dianjurkan untuk menurunkan risiko terkena PAD, seperti:
- Menghentikan kebiasaan merokok
- Mengontrol kadar gula dan kolesterol
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Rutin berolahraga
- Mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak jenuh
Penyakit arteri perifer memang bukan satu-satunya ancaman kardiovaskular, tetapi fakta bahwa banyak kasus tidak terdiagnosis membuatnya semakin berbahaya. Deteksi dini, edukasi masyarakat, dan peningkatan layanan kesehatan menjadi kunci untuk menekan angka kematian akibat penyakit ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: