Kelas Menengah yang Bertahan

Dr Noviardi Ferzi-ist/jambi-independent.co.id-
Kecenderungan ini terus terjadi. Tahun 2023, kelas menengah turun menjadi 17%, AMC naik menjadi 49%, kelompok rentan meningkat menjadi 23%. Artinya sejak 2019, sebagian dari kelas menengah turun kelas menjadi AMC dan AMC turun menjadi kelompok rentan.
Kelas menengah saat ini sedang mendapat tekanan sosial dan ekonomi yang cukup serius. Di tengah tuntutan gaya hidup modern, persaingan karier yang ketat, dan biaya hidup yang terus meningkat, kelompok ini seringkali merasa terbebani untuk selalu tampil sukses dan mapan.
Istilah untuk mengambarkan kelas menengah Indonesia saat ini yaitu fenomena duck syndrome? Istilah duck syndrome merujuk pada individu yang tampak tenang dan tanpa usaha di permukaan namun sebenarnya berjuang keras di bawahnya.
BACA JUGA:Gak Aman Nih! Tas Warga SAD Berisi Uang Puluhan Juta Hilang di RSUD Hamba Batanghari
BACA JUGA:Jangan Sampai Lupa! Ini Jadwal Penyerahan SK PPPK Muaro Jambi
Padahal Individu dari kelompok kelas menengah sering dituntut untuk tampil sukses, stabil, dan bahagia. Meskipun sebenarnya mereka menghadapi tekanan besar secara emosional dan finansial.
Saat ini kelas menengah tekanan ekonomi yang nyata. Tingginya inflasi dan stagnasi pendapatan menyebabkan mereka harus beradaptasi dengan biaya hidup yang meningkat.
Harga pangan, terutama beras, naik signifikan dan memaksa banyak keluarga mengalokasikan sebagian besar pendapatan hanya untuk kebutuhan pokok.
Pada tahun 2025 ini jika kenaikan upah minimum hanya berkisar 3-4 persen, situasi diperburuk oleh meningkatnya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) dan peralihan pekerja ke sektor informal.
BACA JUGA:MVP Honda DBL with Kopi Good Day 2025 Jambi Siap Ikuti Kopi Good Day DBL Camp 2025
Data terbaru menunjukkan rata-rata tabungan masyarakat kini hanya sekitar Rp 4,6 juta (November 2024), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Kondisi yang menunjukkan ketidakmampuan kelas menengah untuk mengimbangi biaya hidup yang melonjak.
Mitigasinya masyarakat kelas menengah untuk memperkuat literasi keuangan, menyusun anggaran bulanan secara disiplin, serta memprioritaskan kebutuhan pokok dan tabungan.
Selain itu, diversifikasi pendapatan dan peningkatan keterampilan juga penting untuk menjaga stabilitas finansial, melalui kombinasi antara pengelolaan keuangan yang bijak dan pengembangan diri, masyarakat kelas menengah dapat lebih tahan terhadap tekanan ekonomi dan tetap sehat secara finansial.
Pemerintahan Presiden Prabowo sendiri sebenarnya cukup responsip membantu kelompok menengah ini agar tak turun kelas secara ekonomi, sejumlah program pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat kelas menengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: