Video Keluhan Pasien RSUD Chatib Quzwain Viral, Ketua IDI Sarolangun: Salah Komunikasi

Video Keluhan Pasien RSUD Chatib Quzwain Viral, Ketua IDI Sarolangun: Salah Komunikasi

SAROLANGUN, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sarolangun, dr Rusli, SpPK, menilai ada kesalahan komunikasi antara pasien dan tenaga kesehatan. Ini terkait video viral yang berisi keluhan pasien di RSUD Chatib Quzwain, Sarolangun.

"Informasi yang saya terima dari teman-teman yang bertugas di sini. Jadi memang pasien ini masuk ke IGD dalam kondisi pingsan, kemudian dilakukanlah tindakan dan segala macamnya," kata dia saat dikonfirmasi, Selasa 8 Maret 2022.

Lanjut dia, setelah penanganan di ruang IGD. Kemudian pasien dilarikan ke ruangan rawat inap, dalam kondisi terpasang oksigen. Melihat kondisi orang tuanya yang sesak bernafas, sehingga sulit untuk ke kamar mandi, maka dimintalah dipasang alat bantu untuk buang air kecil.

"Jadi pasanglah kateter, nah pemasangan kateter ini kan juga ada indikasi. Bukan semata-mata kita susah buang air atau yang lain langsung pasang kateter kan tidak seperti itu. Karena ditakutkan terjadi hal yang tidak diinginkan," ucapnya.

Baca Juga: Dugaan Pungli di SMAN 8 Kota Jambi Naik Penyidikan

Ia menilai, kejadian yang menyebabkan cekcok antara keluarga pasien dan perawat tersebut, akibat kurang baiknya komunikasi antara kedua belah pihak. "Mungkin komunikasi saja antara perawat dan keluarga pasien ini, akhirnya terjadi lah keributan itu," katanya.

Terkait informasi yang menyebuatkan ada dokter yang marah terhadap keluarga pasien, dirinya mengakui belum mengetahui informasi tersebut. Dirinya hanya melihat bahwa keributan tersebut heboh di media sosial.

"Melihat heboh itu lah sayo langsung tanyo, apo penyebab keributan itu dan apo permasalahan yang muncul dan ternyata setelah dikaji hanya miskomunikasi aja," tukasnya.

Untuk diketahui, keluarga Kartilawati (57) pasien yang menderita penyakit pembekakan pada jantung, sempat cekcok dengan tenaga kesehatan di RSUD Chatib Quzwain, Senin (7/3) pukul 22.00 Wib.

Baca Juga: Truk, Minibus, dan Motor Ludes Terbakar di Alambarajo

Devi (40) anak pertama pasein mengeluhkan pelayanan pihak rumah sakit yang terkesan kurang beretika dalam bersikap terhadap keluarga pasien. "Awalnya orang tua kami masuk ruang IGD dalam keadaan pingsan, karena memang ibu kami mengalami pembekakan pada jantung. Sehingga tidak sadarkan diri pada saat tiba IGD," katanya, Selasa (8/3).

Lanjutnya, setelah mendapat pertolongan di IGD, ibunya dilarikan ke ruang rawat inap zaal penyakit dalam. Setelah sadar saat ingin buang air kecil, ibunya kesulitan untuk ke kamar mandi
"Kamar mandi lumayan jauh, jadi agak sulit ibu kami untuk ke kamar mandi. Karena ibu masih menggunakan oksigen, kami minta lah ke perawat yang bertugas untuk pasang kateter agar ibu mudah untuk buang air kecil," ujarnya.

Menurutnya, saat itu petugas melontarkan perkataan yang tidak mengenakkan. "Dio jawab, kenapa tidak atas untuk pasang kateternya. Di situ mulai cekcok, dan mereka menuduh bahwa kami marah-marah kepada petugas saat itu," ceritanya.

Menurut dia, jika prosedurnya harus melapor dahulu ke dokter, tidak ada masalah. Bagaimana perkembangannya pihak keluarga akan menunggu bisa atau tidaknya dipasang kateter tersebut. "Terus ngomong lah salah satu perawat laki-laki, dan berusaha memberikan penjelasan kepada kami. Dan petugas itu mau ngomong dulu ke dokternya, kan kami tidak mempermasalahkan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: